Janji Harus Ditepati (Jelajah PL 464)

Imamat 27:9-27

Selain manusia, hewan pun bisa dipersembahkan sebagai nazar. Kita sebenarnya bisa mempersembahkan apa saja kepada Tuhan. Yang paling utama, kita bisa mempersembahkan diri kita sendiri. Tidak semua orang memiliki harta benda, tetapi semua orang memiliki tubuhnya sendiri. Persembahan tubuh merupakan persembahan yang paling mahal sekaligus bisa dipersembahkan oleh semua orang. Persembahan ini sulit untuk diberikan, tetapi paling mudah didapatkan, karena semua manusia memiliki tubuhnya sendiri.

Di zaman Perjanjian Lama, persembahan tubuh bisa ditebus. Bagi yang miskin, bisa ditebus sesuai dengan kemampuannya berdasarkan penilaian imam. Di zaman Perjanjian Baru, semua orang bisa mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup. Tidak peduli kaya atau miskin, semua bisa mempersembahkan dirinya.

Jika mempersembahkan nazar berupa hewan, maka hewan itu tidak bisa ditukar atau ditebus. Jika ingin ditukar, maka semuanya harus dipersembahkan kepada Tuhan. Jika persembahan berupa binatang haram atau binatang yang tidak boleh dimakan, maka persembahan itu tidak boleh disembelih di atas mezbah. Misalnya keledai, tidak bisa digunakan sebagai persembahan korban, tetapi bisa digunakan sebagai kendaraan. Atau hewan tersebut ditebus dengan uang, untuk mendapatkan penetapan nilai penebusan dari imam.

Nazar merupakan janji kepada Tuhan. Mungkin kita pernah berjanji kepada Tuhan dan saat ini belum dipenuhi. Jangan sampai kita menunda-nunda untuk menepati janji itu kepada Tuhan. Lebih baik tidak bernazar atau tidak berjanji kepada Tuhan, jika kita memang tidak bisa menepatinya. Tuhan tidak pernah memaksa kita berjanji kepada-Nya. Tetapi dalam kenyataannya, orang Kristen sering berjanji kepada Tuhan. Janji itu kadang ditepati, tetapi kadang juga tidak.

Kita bisa berjanji kepada Tuhan dari hal-hal yang kecil sampai hal yang benar. Misalnya, jika Tuhan menyembuhkan kita dari sakit penyakit, maka kita berjanji akan rajin ke gereja dan melayani Tuhan. Ada yang menepatinya, tetapi ada juga yang melupakannya. Misal yang lain, dia berdoa mendapatkan pekerjaan yang baik, ia berjanji akan memberi persembahan kepada Tuhan secara teratur. Janji seperti ini bisa ditepati, tetapi bisa juga tidak ditepati.

Sebagai orang Kristen, kita tidak mungkin tidak pernah  berjanji kepada Tuhan. Janji kepada Tuhan juga menjadi tanda bahwa kita mengasihi Dia. Sama seperti kita mengasihi sesama kita, mengasihi keluarga kita, kita pun akan sering berjanji kepada mereka. Janji itu bisa ditepati dan bisa juga tidak. Bahkan janji yang ditepati tanpa ditunda itu menjadi salah satu tanda bentuk kasih dan prioritas kita, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama kita.

Sekali lagi, jika kita sudah berjanji, maka kita harus menepatinya. Jika memang kita tidak sanggup untuk menepatinya, maka lebih baik kita tidak menyatakan janji itu dari awal. Melalui renungan ini, silahkan merenungkan kembali, apakah masih ada janji kepada Tuhan atau manusia yang belum kita tepati? Jika ada yang belum ditepati, maka renungan ini mengingatkan, untuk segera menepati janji tersebut.

Views: 21

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top