Yehuda Meyakinkan Yakub (Jelajah PL 186)

Kejadian 43:1-10

Selanjutnya, Yakub semakin menghadapi keadaan yang sulit dan semakin tertekan. Segala sesuatu semakin menghimpit dia. Kalau kita sudah membaca secara lengkap kisah Yakub ini, kita mungkin tidak akan merasakan tekanan itu, karena kita sudah tahu akhir dari kisah ini. Tetapi bagi Yakub pada waktu itu, kisah hidupnya seperti tidak berujung. Semakin hari sepertinya ia semakin mengalami keputusasaan. Dia tidak tahu akhir dari jalan hidupnya.

Pada waktu itu, Yakub mendapatkan tekanan dari berbagai arah. Dari dalam keluarganya sendiri, ia sedang mengalami ancaman bahaya kelaparan. Semua gandum bagi mereka sudah habis. Tidak ada lagi yang bisa dimakan oleh keluarga Yakub. Sehemat apapun yang dilakukan oleh keluarga itu, tetapi kelaparan masih akan berlangsung sekitar lima tahun lagi. Mungkin ada orang di sekitar mereka yang sudah mati kelaparan.

Dari dalam diri Yakub sendiri, ia juga menghadapi tekanan mental. Hal ini disebabkan karena pengalaman masa lalunya yang pahit. Ada banyak penyesalan dan dukacita yang masih ia pikirkan sampai masa tuanya. Yang paling berat bagi Yakub pada waktu itu adalah peristiwa kehilangan Yusuf, anak yang sangat dikasihinya. Sampai dengan hari itu, ia masih berdukacita dan berkabung. Yakub tidak mau melepaskan dirinya dari dukacita yang mendalam itu. Ia memilih untuk berkabung, daripada menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan.

Karena pengalaman pahit masa lalu itu, Yakub trauma. Ia tidak mau kehilangan Benyamin. Yakub sangat menjaga Benyamin, tetapi dengan cara yang berlebihan. Tetapi tidak ada cara lain untuk bisa mendapatkan makanan di Mesir. Yakub harus merelakan Benyamin untuk ikut pergi ke Mesir, sesuai dengan permintaan Yusuf kepada mereka. Yakub dan saudara-saudaranya sampai saat itu belum tahu bahwa penguasa di Mesir yang meminta kedatangan Benyamin itu adalah Yusuf.

Pada saat itu, Benyamin sebenarnya bukan anak kecil lagi. Umurnya diperkirakan antara dua puluh tiga sampai tiga puluh tiga tahun. Artinya, Benyamin sudah dewasa, tetapi di mata Yakub, ia masih dianggap sebagai anak kecil yang belum mandiri. Benyamin seharusnya sudah bisa menjaga dirinya dengan baik. Tetapi Yakub tetap tidak mau membiarkan Benyamin lepas dari perhatiannya. Hari-hari ini juga masih banyak yang menganggap anak-anaknya yang sudah berusia muda sebagai anak kecil dan belum mandiri. Hal-hal ini akan membuat anak itu tidak berkembang dengan baik dan matang.

Menghadapi situasi seperti ini, Yehuda tampil sebagai pemimpin bagi keluarga itu. Seharusnya yang memiliki otoritas adalah Ruben, karena ia anak sulung Yakub. Tetapi sudah lama Ruben tidak dihiraukan oleh saudara-saudaranya, karena telah melakukan dosa perzinahan dengan Bilha. Yakub juga tidak terlalu berharap banyak dari Ruben. Simeon sebagai anak kedua sedang ditahan di Mesir. Sedangkan Lewi sebagai anak ketiga juga tidak terlalu diharapkan oleh Yakub, karena bersama dengan Simeon telah melakukan hal yang sangat keji terhadap orang Sikhem.

Akhirnya Yehuda yang menjadi pemimpin di keluarga itu, menggantikan Yakub dan saudara-saudaranya yang lebih tua. Yehuda menyampaikan segala sesuatu sesuai dengan kenyataan kepada Yakub. Dari perkataan Yehuda, ia tetap menghormati ayahnya. Ia bahkan siap untuk menjadi jaminan bagi keputusan yang diusulkannya.

Views: 34

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top