Kejadian 2:18-25
Pada saat Tuhan menciptakan manusia, Ia memberikan hak asasi kepada manusia, hak untuk bebas memilih. Manusia bisa memilih segala sesuatu, sesuai dengan keinginan hatinya. Tuhan berkehendak dan berkenan supaya manusia mau menyembah Tuhan, dari keinginan hatinya yang terdalam. Tetapi di satu sisi, manusia juga bisa saja memilih untuk tidak menyembah Tuhan, bahkan melawan Tuhan. Ini adalah hak yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia, dengan segala konsekuensi dan resiko yang telah disampaikan sebelumnya oleh Tuhan.
Karena kehendak bebas itu, maka Tuhan juga memberi pilihan. Di awal bumi ini, pilihan itu disampaikan dengan cara memberi perintah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Pohon itu menjadikan manusia bisa memilih antara yang baik dan yang jahat. Pohon itu menjadi ujian. Ujian diperlukan karena manusia memiliki kehendak bebas. Jika tidak ada pilihan, maka tidak ada kebebasan.
Nama pohon ini memang unik. Dari ujian itu, maka manusia akan tahu hal yang baik dan yang jahat. Seandainya manusia memilih untuk tidak memakan buah itu, manusia pun akan memiliki pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, karena ia telah bisa membandingkan. Mau memakan buah itu atau tidak, manusia akan tetap tahu yang baik dan yang jahat. Jika manusia tidak memakan buah itu, berarti dia telah lulus ujian, lebih memilih mengikuti kehendak Tuhan daripada mengikuti Iblis atau keinginan diri sendiri.
Sesudah memberikan peraturan dan perintah itu, Tuhan berencana untuk memberikan pendamping atau penolong bagi manusia. Dari semula Tuhan sudah merencanakan bahwa manusia memang diciptakan sepasang, dengan pasangan yang sepadan. Meskipun dikatakan sepadan, tetapi laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang sangat besar. Tetapi perbedaan itu dirancang untuk saling melengkapi satu dengan yang lain. Perempuan memiliki tugas untuk menjadi penolong bagi laki-laki.
Meskipun sepadan, Tuhan menciptakan laki-laki terlebih dahulu dan berfungsi sebagai pemimpin. Pemimpin itu perlu ditolong dan penolong itu perlu dipimpin. Seperti itulah laki-laki dan perempuan seharusnya saling melengkapi. Sebelum Tuhan menciptakan perempuan, Tuhan membiarkan Adam menyadari akan keperluannya. Karena itu, Tuhan memberi perintah kepada Adam untuk memberi nama ternak, burung dan binatang hutan. Dari semua binatang itu, Adam menyadari bahwa ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Ketika Adam tidak menemukan pasangan yang sepadan, maka Adam menginginkan pasangan. Dari situ, maka Tuhan menciptakan perempuan. Tuhan membuat Adam tertidur, salah satu tulang rusuk Adam diambil, kemudian ditutup daging, jadilah perempuan. Yang diambil tulang rusuknya hanya Adam. Keturunan Adam tidak diambil rusuknya, karena manusia akhirnya bertambah banyak dengan cara yang berbeda.
Ketika Adam mengetahui bahwa ada satu makhluk lagi yang diciptakan oleh Tuhan, maka ia segera berkata: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Makhluk itu dinamai perempuan, karena ia diambil dari laki-laki. Selanjutnya Tuhan menetapkan pola keluarga, sebagai institusi awal yang Tuhan ciptakan.
Views: 30