Sikap Dalam Doa (Jelajah PL 74)

Kejadian 18:22-33

Abraham berkomunikasi dengan Tuhan mengenai rencana Tuhan yang akan memusnahkan Sodom dan Gomora. Ini semacam doa yang dilakukan pertama kali oleh manusia, dalam bentuk komunikasi secara langsung dengan Tuhan. Bahkan di dalamnya terkesan seperti ada tawar menawar yang dilakukan oleh Abraham kepada Tuhan. Abraham meminta Tuhan supaya tidak memusnahkan Sodom dan Gomora, sampai minimal ada sepuluh orang yang didapati sebagai orang benar di kota itu.

Ini adalah esensi dari doa, yaitu komunikasi atau berbincang dengan Tuhan. Tipe doa yang dilakukan oleh Abraham ini adalah doa syafaat, doa yang ditujukan untuk mendoakan orang lain. Abraham sudah tahu bahwa ada kejahatan dan kebejatan yang dilakukan oleh penduduk Sodom dan Gomora. Bahkan kejahatan kota itu sudah sampai kepada banyak bangsa yang ada pada saa itu. Abraham bahkan sudah tahu hukuman yang akan dilaksanakan oleh Tuhan terhadap kota tersebut.

Karena itulah, Abraham berpikir tentang Lot, keponakannya yang saat itu tinggal di Sodom. Abraham menginginkan supaya Lot tidak ikut mendapatkan hukuman yang akan diberikan oleh Tuhan. Abraham ingin menyelamatkan Lot dan keluarganya. Mungkin ada juga orang-orang lain di Sodom yang dikenal oleh Abraham. Raja Sodom juga pernah diselamatkan oleh Abraham. Kemungkinan banyak juga orang-orang Sodom yang dikenal oleh Abraham. Meskipun Abraham tahu bahwa orang-orang itu sangat jahat, tetapi sepertinya Abraham menginginkan orang-orang itu suatu saat bertobat dan percaya kepada Tuhan.

Kota Sodom sebenarnya sudah mendapatkan kasih karunia Tuhan. Tuhan sudah memakai Abraham untuk menyelamatkan mereka. Mereka pasti sudah kenal baik dengan Abraham dan kenal juga dengan Melkisedek. Lot yang berada di kota Sodom seharusnya sudah menjadi saksi akan semua itu kepada orang-orang penting di kota Sodom. Tetapi karena keinginan duniawi dari Lot yang lebih kuat, maka kesaksian itu terhalangi dengan keinginan duniawi tersebut.

Abraham berdoa untuk kepentingan orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Ketika kita berdoa kepada Tuhan, sebaiknya kita berdoa dengan sikap yang penuh hormat. Sikap doa bukan untuk menuntut supaya doa kita dikabulkan. Dalam doa, kita sedang berbicara atau berbincang dengan Raja yang Agung. Memang kita dekat dengan Tuhan dan diperkenankan untuk memanggil-Nya sebagai Bapa. Kita juga mendapatkan keberanian untuk menghadap Dia, karena Yesus Kristus yang sudah menjadi jalur antara kita dengan Bapa. Meskipun demikian, jangan sampai sikap kita tidak hormat, saat kita berdoa.

Dalam doa, kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada Tuhan. Bahkan ada kesan, beberapa orang berdoa dengan memerintah Tuhan atau Roh Kudus. Roh Kudus adalah Pribadi dari Tuhan sendiri dan kita tidak layak untuk memerintah Tuhan, Raja Agung yang Mahatinggi. Di hadapan Tuhan, seharusnya sikap kita lebih merendahkan diri. Apalagi sebenarnya kita adalah manusia yang tidak layak di hadapan Tuhan. Sesungguhnya kita adalah debu dan abu di hadapan Tuhan. Meskipun kita mendapatkan kesempatan untuk berdoa kepada Tuhan, sebaiknya kita berdoa dengan sikap penuh hormat dan tidak memaksa.

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top