Kejadian 25:24-30
Akhirnya anak kembar Ribka lahir. Meskipun mereka kembar, tetapi memiliki perbedaan yang cukup jelas. Dari tampilan fisik saja mereka berbeda. Esau dan Yakub ternyata bukan kembar identik. Esau kulitnya berwarna merah seperti jubah berbulu. Untuk keluar dari rahim ibunya, mereka juga bersaing. Ketika Esau mau dilahirkan terlebih dahulu, ternyata Yakub memegang tumit Esau. Nama Esau artinya bulu, sedangkan Yakub artinya tumit.
Setelah bertambah besar, mereka tetap memiliki banyak perbedaan. Esau menjadi seorang yang pandai berburu. Ia senang tinggal di padang. Pemburu pertama yang tercatat di dalam Alkitab adalah Nimrod, yang akhirnya memberontak kepada Tuhan. Pemburu kedua adalah Esau, juga bukan orang yang cukup baik. Di sisi lain, Yakub adalah seorang yang tenang, yang senang tinggal di kemah. Tokoh lain yang disebut sebagai orang tenang adalah Ayub. Orang yang tenang ini bisa juga diterjemahkan sebagai orang yang saleh, jujur dan dewasa.
Masalah muncul ketika orang tua mulai pilih kasih dan membandingkan anaknya satu dengan yang lain. Seharusnya orang tua tidak berpihak dan berlaku adil bagi semua anaknya. Sebagai orang tua, harus bisa memilah-milah kekuatan dan kelemahan dari anak-anaknya. Yang paling utama, orang tua harus bisa menilai dan mendorong kehidupan kerohanian anaknya. Sepertinya, Ishak gagal dalam hal itu. Dia berpihak pada satu anaknya. Mungkin awalnya tidak terlalu kelihatan, tetapi lama-kelamaan akan kelihatan juga.
Ishak lebih menyukai dan menyayangi Esau daripada Yakub. Sebagai anak sulung, Esau diuntungkan. Alasan lain sangat sepele, yaitu Ishak suka makan daging buruannya Esau. Ishak gagal untuk menilai kedua anaknya secara rohani. Dia lebih menyukai Esau karena hal yang sepele. Ishak tidak bisa melihat kondisi rohani anak-anaknya. Alkitab mencatat bahwa sebenarnya Esau adalah orang yang tidak baik secara rohani dan karakter. Di dalam Ibrani 12:16 dikatakan bahwa Esau adalah seorang cabul dan mempunyai nafsu rendah.
Hal itu terlihat oleh Yakub dan Ribka. Mereka sepertinya tahu bahwa Ishak akan memberikan berkat rohani kepada Esau, bukan kepada Yakub. Hal ini tentu menyedihkan hati Yakub dan Ribka. Yakub sebagai seorang yang tenang dan rohani, tentu ia tahu tentang berkat yang ingin diturunkan oleh Tuhan. Yakub sangat menginginkan berkat itu. Yakub melihat bahwa Esau tidak pantas untuk menerima berkat itu. Esau bahkan tidak mau tahu tentang berkat itu.
Esau tentu ingin menjadi anak sulung, tetapi tujuannya bukan untuk mendapatkan berkat rohani. Esau tidak memiliki kerinduan untuk menjadi nenek moyang Mesias. Anak sulung, jika dilihat dari sisi harta, mereka akan mendapatkan warisan dua kali lipat dibandingkan dengan saudara yang lain. Esau hanya mengincar warisan duniawi itu.
Esau tidak menghargai hak kesulungan itu. Esau sedang melakukan transaksi yang membuat ia mengalami kerugian besar. Hak kesulungannya ditukar demi semangkuk kacang merah. Hal ini menegaskan bahwa memang Esau tidak peka dengan berkat rohani itu, sehingga memandang rendah hak kesulungan yang seharusnya ia dapatkan.
Views: 23