Kejadian 4:1-2
Adam dan Hawa telah gagal mengikuti perintah Tuhan, sehingga mereka harus keluar dari taman Eden dan mengusahakan hidup mereka sendiri. Mereka lebih percaya kepada perkataan Iblis, daripada perkataan Tuhan. Mereka telah jatuh ke dalam dosa, sehingga memiliki jarak yang cukup jauh dengan Tuhan. Mereka tidak bisa masuk kembali ke taman Eden. Taman Eden telah dijaga oleh malaikat. Mereka benar-benar terpisah dari Tuhan. Meskipun demikian, Tuhan tidak meninggalkan mereka sepenuhnya. Tuhan masih menyertai mereka. Hanya saja, ada jarak antara Tuhan yang maha suci dengan manusia yang telah berdosa.
Selanjutnya dicatat bahwa manusia itu bersetubuh dengan Hawa. Dari bahasa Ibrani, bersetubuh ini artinya mengenal lebih dalam. Bukan berarti mereka tidak saling mengenal satu dengan yang lain. Tetapi ini adalah pengenalan yang mendalam antara suami dan istri. Persetubuhan ini hanya boleh dilakukan antara suami dan istri, tidak boleh dilakukan di luar pernikahan. Persetubuhan merupakan pengenalan yang paling dalam antara suami dan istri.
Jika saat ini ada orang-orang yang melakukan persetubuhan di luar pernikahan, mereka hanya melakukan karena dorongan fisik saja. Itu bukan hal yang dirancang oleh Tuhan, tetapi karena nafsu manusia yang tidak terkendali. Persetubuhan harusnya persatuan suami istri yang paling dalam, mengenal bukan hanya fisik, tetapi secara keseluruhan (termasuk mental dan spiritual).
Apa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa ini adalah perintah Tuhan, yang pernah disampaikan oleh Tuhan sebelum mereka jatuh ke dalam dosa. Sepertinya Adam dan Hawa belum lama berada di taman Eden, sampai mereka jatuh ke dalam dosa. Mereka belum sempat memiliki anak, tetapi sudah harus keluar dari taman Eden. Kain dan Habel tidak memiliki kesempatan untuk menikmati taman Eden.
Hawa mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Seperti yang sudah disampaikan oleh Tuhan sebelumnya, maka Hawa pasti akan mengalami kesusahan pada saat mengandung, serta mengalami kesakitan pada saat melahirkan Kain. Ketika seorang perempuan melahirkan anak, ia akan bersukacita. Tetapi pada saat mengandung dan melahirkan, akan mengalami kesusahan dan kesakitan, yang seharusnya membuat kita teringat akan hukuman Tuhan atas manusia yang berdosa.
Ketika Hawa melahirkan Kain, sepertinya ia ingat akan janji Tuhan, bahwa keturunannya akan meremukkan kepala ular. Memang Tuhan belum menetapkan Juruselamat itu akan datang di generasi ke berapa. Wajar bagi Hawa untuk berpikir bahwa Kain adalah anak yang ditetapkan untuk meremukkan kepala ular. Dalam perjalanan waktu, akhirnya Hawa tahu bahwa Kain bukanlah keturunan yang dijanjikan oleh Tuhan itu.
Setelah Kain, lahir juga seorang anak laki-laki yang dinamai Habel. Kain menjadi petani dan Habel menjadi gembala kambing domba.
Views: 19