Mencari Pasangan Yang Seimbang (Jelajah PL 153)

Kejadian 36:20-43

Keturunan Esau menjadi beberapa bangsa. Ketika Esau tidak mau mengenal Tuhan, maka keturunannya yang banyak itu pun tidak mengenal Tuhan. Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan akan memiliki moralitas yang rendah. Selain itu, mereka hidup di tengah-tengah orang Seir. Alkitab menjelaskan juga mengenai keturunan dari Seir, karena mereka akan saling berasimilasi dengan keturunan Esau. Anak-anak Esau pasti akan menikah dengan anak-anak Seir. Perpaduan antara Esau dengan Seir dikenal dengan Edom.

Keturunan Edom menghasilkan bangsa-bangsa yang memiliki raja. Salah satu keturunan Edom yang menjadi raja sampai masa Perjanjian Baru adalah Herodes. Sedemikian parahnya akibat dari pernikahan campur, membuat kita juga perlu waspada pada saat ini. Tidak sedikit anak-anak muda Kristen yang mulai tertarik untuk mencari pasangan yang tidak sesuai dengan ketentuan Tuhan. Tuhan menginginkan umat-Nya untuk mencari pasangan yang sepadan dan seimbang (satu iman).

Di dalam 2 Korintus 6:14 dikatakan, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” Di dalam 1 Korintus 7:39 dikatakan, “Istri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.” Inilah syarat yang diberikan oleh Tuhan untuk mencari pendamping hidup. Selebihnya, Tuhan memberi kebebasan kepada kita.

Di Edom sudah banyak raja, sedangkan Israel masih berada dalam perbudakan di Mesir selama empat ratus tiga puluh tahun. Seharusnya keturunan Yakub yang akan mendapatkan janji Tuhan, untuk berkuasa atas saudaranya. Tetapi di sini Edom yang memiliki raja-raja untuk memerintah, sedangkan Israel menjadi budak di Mesir. Sama seperti kita saat ini, banyak orang-orang yang tidak mengenal Tuhan justru memerintah atas kita. Tetapi yang terpenting bukan siapa yang berkuasa saat ini, tetapi siapa yang memiliki pengharapan akan janji Tuhan.

Kita adalah orang-orang yang memiliki pengharapan akan janji Tuhan itu, seperti keadaan Yakub pada waktu itu. Ketika Israel berada dalam perbudakan di Mesir, mereka tetap hidup menyembah Tuhan. Janji berkat keselamatan itu lebih penting daripada yang lain. Meskipun harus menderita selama ratusan tahun, tetapi bangsa Israel tetap dalam kesetiaannya kepada Tuhan. Orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan terlihat lebih sukses secara duniawi. Hal ini yang seringkali menggoda orang-orang Kristen, untuk memilih sukses secara duniawi daripada rohani.

Asaf di dalam Mazmur 73:1-12 pernah memiliki pertanyaan yang seperti itu. Orang-orang jahat dan tidak mengenal Tuhan justru seolah-olah sukses. Tetapi faktanya tidaklah demikian. Di ayat 16-20 dijelaskan mengenai akhir hidup mereka. Tuhan tetap menyertai Yakub dan umat-Nya yang lebih rohani. Meskipun harus mengalami berbagai kesusahan dan penderitaan, tetapi ujung dari hidupnya akan mengalami kebahagiaan kekal. Setelah Kejadian 36, kisah Esau tidak lagi dicatatkan oleh Alkitab.

Views: 51

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top