Kejadian 24:5-12
Mengenai Roh Kudus, dijelaskan juga di dalam Yohanes 16:13-14, “Tetapi apabila ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”
Roh Kudus tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri. Ia tidak memuliakan diri sendiri, tetapi datang untuk memuliakan nama Yesus Kristus. Demikian juga hamba yang diutus oleh Abraham, datang atas nama Ishak untuk mencari pendamping baginya. Bukan berarti bahwa kedudukan Roh Kudus ada di bawah Bapa dan Yesus Kristus. Bapa, Yesus dan Roh Kudus dalam posisi yang sama di dalam Trinitas. Ketiganya adalah satu. Sedangkan peristiwa Abraham itu hanya sebagai gambaran saja, untuk menjelaskan mengenai masa depan gereja.
Sesudah hamba Abraham bersumpah, ia segera berangkat. Hamba ini sangat bertanggungjawab, sehingga ia tidak menunda keberangkatannya. Ketika ia mendapatkan tugas dari tuannya, ia segera pergi. Dia juga seorang hamba yang memikirkan kebaikan bagi tuannya. Banyak hamba yang bertugas hanya karena disuruh. Berbeda dengan hamba Abraham ini, yang ingin melakukan tugasnya dengan baik dan tuntas. Ia sangat peduli dengan urusan dan tujuan yang telah disampaikan oleh tuannya. Ia juga ikut berpikir dan mencari cara yang terbaik.
Dari awal, hamba itu sudah mengantisipasi segala sesuatu. Apalagi pada waktu itu tidak ada alat komunikasi yang canggih seperti saat ini. Ia harus mengambil keputusan di saat jauh dari tuannya. Ia tidak bisa meminta pertimbangan dari tuannya. Karena itu, hamba ini memastikan segala sesuatunya tepat sesuai dengan yang diperintahkan dan diinginkan oleh tuannya. Dia sudah mempersiapkan rencana demi rencana. Jika gagal di satu rencana, ia sudah siap dengan rencana yang lain.
Tidak dijelaskan mengenai perjalanan hamba itu ke daerah Ur-Kasdim. Jarak perjalanan itu sekitar lima ratus mil. Karena itulah Abraham tidak pergi sendiri ke sana, karena mungkin keadaan fisiknya yang sudah sangat tua. Akhirnya hamba itu sampai juga di sana. Hamba ini sadar bahwa misinya ini tidak mudah. Ia harus menemukan seorang gadis yang cocok dengan Ishak. Karena sadar bahwa tugas ini berat dan penting, ia meminta pertolongan Tuhan. Ternyata hamba ini adalah hamba yang beriman. Sepertinya Abraham mengajarkan iman itu kepadanya.
Untuk mempersiapkan pernikahan, kita seharusnya melibatkan Tuhan. Kita perlu mengikutsertakan Tuhan, memohon Tuhan untuk memberi hikmat kepada kita untuk memilih pasangan dan bijak mempersiapkan segala sesuatunya. Terlalu banyak orang hari ini terlalu memaksakan kehendaknya dan mengabaikan Tuhan. Hamba ini berdoa kepada Tuhan. Kita juga bisa melakukan hal yang sama, membawa setiap keputusan kita di dalam doa.
Hamba ini mencari perempuan gadis yang baik hati dan rajin. Karakter menjadi hal yang penting untuk menjadi pendamping Ishak. Hamba ini meminta Tuhan untuk memberi pengertian kepadanya.
Views: 35