Kejadian 39:12
Kehidupan pacaran anak muda pada saat ini sudah sangat bebas. Sentuhan fisik sudah sering terjadi. Persetubuhan tidak terjadi begitu saja. Persetubuhan akan diawali dengan sentuhan-sentuhan fisik yang sederhana dan terus akan meningkat ke arah persetubuhan. Jika hal itu terjadi, maka nafsu anak muda tidak akan mudah untuk dikendalikan. Rasa penasaran mulai muncul dan mengakibatkan banyak orang jatuh dalam dosa yang satu ini. Kita bisa belajar dari Yusuf, masih sangat muda tetapi memiliki karakter yang kuat dan tingkat moral yang tinggi.
Tontonan hari ini membuat sentuhan-sentuhan fisik menjadi tidak tabu lagi. Semua yang dilakukan sepertinya sudah umum terjadi. Hal itu menjadi sesuatu yang normal, bahkan sering diharapkan. Sebagai orang Kristen, kita perlu menjaga kekudusan, supaya kita didapati menjadi orang yang memiliki kesaksian baik. Perjalanan hidup anak muda masih panjang. Lebih baik saling menjaga satu dengan yang lain, supaya tidak menyesal di kemudian hari.
Meskipun istri Potifar lebih tua dari dia, bisa dipastikan bahwa istri seorang pegawai istana pasti melakukan perawatan yang maksimal. Pastinya istri Potifar bukanlah orang yang tidak cantik. Secara fisik, pastilah ia juga memiliki paras yang elok, seperti Yusuf. Tetapi paras yang cantik, jika tidak diimbangi dengan moralitas yang baik, maka kecantikan itu akan turun drastis. Untuk apa memiliki pasangan yang cantik tetapi tidak memiliki moralitas yang baik. Jika bisa, seharusnya mencari yang seimbang antara fisik dan karakter.
Yusuf tidak mau menghadapi godaan dari istri Potifar. Ia lebih memilih untuk menjauh dan melarikan diri dari istri Potifar. Meskipun baju Yusuf dipegang oleh istri Potifar, tetapi Yusuf memilih untuk melepaskannya dan lari keluar. Sama halnya ketika Yusuf dijual oleh saudaranya, ia juga kehilangan jubah indah yang telah diberikan oleh ayahnya. Ia kehilangan jubahnya, karena tidak mau berkompromi dengan saudara-saudaranya yang memiliki hati jahat. Demikian selanjutnya, Yusuf lebih memilih untuk kehilangan bajunya, asal dia tetap bisa menjaga kekudusan karakternya.
Jubah Yusuf bisa diibaratkan sebagai posisi yang tinggi. Yusuf rela kehilangan posisi tinggi dan terhormat di tengah keluarganya, demi tidak kompromi dengan dosa. Bajunya melambangkan posisinya sebagai pelayan yang sudah dipercaya oleh tuannya. Posisi itupun direlakan, asal dia tetap kudus di hadapan Tuhan. Jika pada saat itu Yusuf lebih memilih untuk menerima ajakan istri Potifar, tentu kisah ini ujungnya akan berbeda. Kita tidak akan pernah belajar dari karakter dan keputusan Yusuf.
Yusuf memilih lari dari godaan yang dahsyat itu. Di dalam 2 Timotius 2:22 dikatakan, “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” Jauhilah adalah perintah untuk lari dan melepaskan diri dari nafsu orang muda. Itulah yang dilakukan oleh Yusuf. Lebih baik lari dari dosa daripada jatuh ke dalamnya. Prinsip ini perlu kita camkan: larilah ketika kita menghadapi dosa, dan hadapilah dan selesaikanlah ketika kita sedang berhadapan dengan masalah. Jangan melakukan yang sebaliknya.
Views: 26