Kejadian 5:25-32
Henokh mempunyai keturunan yang bernama Metusalah. Metusalah artinya ketika ia mati, Tuhan akan mengirim. Yang dikirim oleh Tuhan ini adalah air bah. Pada saat Metusalah mati, pada saat itu, air bah terjadi. Tuhan sudah menubuatkan itu melalui Henokh, karena Henokh adalah nabi. Henokh bernubuat dan menyatakan hal-hal yang terjadi di masa mendatang (Yudas 1:14). Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati. Jika dibandingkan dengan yang lain, Metusalah adalah orang yang paling lama hidup di bumi ini.
Usia Metusalah yang paling lama itu menandakan bahwa Tuhan sangat mengasihi manusia dan sabar menantikan pertobatan manusia. Ia berusaha untuk mengulur waktu, supaya manusia bertobat dari perbuatannya yang jahat. Tuhan menginginkan banyak manusia yang mau percaya kepada-Nya. Tetapi pada kenyataannya, waktu yang panjang itu tidak digunakan oleh manusia dengan efektif. Perbuatan jahat sudah menjadi kebiasaan yang susah untuk dihilangkan. Keinginan manusia cenderung ingin berbuat jahat, dari dalam hatinya.
Lamekh tercatat menjadi orang yang memiliki usia lebih singkat dari yang lain di zamannya. Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun, lalu ia mati. Lamekh memiliki keturunan yang diberi nama Nuh. Lamekh juga menjadi orang benar, yang mendapatkan wahyu dari Tuhan. Nama Nuh diberikan kepada anaknya, artinya penghiburan. Melalui Nuh, kita mendapatkan penghiburan dari Tuhan. Melalui Nuh, kita juga mendapatkan kesempatan untuk hidup di dalam Tuhan. Melalui Nuh, ada penyelamatan atas umat manusia. Nuh memperanakkan Sem, Ham dan Yafet. Ketiga anak ini tidak berarti kembar.
Sekali lagi perlu disampaikan dan diingat, bahwa pasal ini berisi tentang catatan-catatan usia dan kematian. Semua kita akan mengalami kematian. Meskipun ada pengecualian-pengecualian, tetapi pada umumnya semua manusia akan mengalami kematian. Kematian bukan akhir dari segalanya. Kematian adalah awal dari peristiwa kekal, yang tidak lagi dibatasi dengan waktu. Ketika kita percaya kepada Tuhan, maka kita akan mengalami kehidupan kekal bersama dengan Tuhan. Jika kita tidak mau percaya kepada Tuhan, maka kita akan mengalami kematian dan penyiksaan kekal.
Kematian adalah hal yang pasti terjadi. Jika memang itu pasti terjadi, baik bagi kita untuk mempersiapkan diri. Orang yang bijaksana akan mempersiapkan segala sesuatunya. Orang yang bodoh tidak akan mempersiapkan apa-apa. Mereka akan terlena dengan hidup yang duniawi, sampai pada akhirnya mereka mengalami penyesalan. Kesadaran itu penting, supaya kita bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk hidup berkenan kepada Tuhan.
Cara mempersiapkan diri yang baik adalah mengerti dan memahami firman Tuhan, lalu melakukan firman Tuhan itu demi menyenangkan Tuhan. Saat ini, kita perlu bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Ia menjadi jalan satu-satunya untuk mendapatkan kehidupan dan keselamatan kekal. Segala sesuatu sudah disampaikan kepada kita. Tinggal kita mau melakukannya atau tidak, semua pilihan ada di tangan kita.
Views: 44