Kehilangan Otoritas (Jelajah PL 158)

Kejadian 37:21-28

Saudara-saudara Yusuf sangat membenci Yusuf, sehingga mereka langsung ingin membunuh Yusuf. Tetapi Ruben menolak untuk membunuh Yusuf. Sebagai anak sulung, Ruben tidak mendapat hormat secara penuh dari saudara-saudaranya, apalagi ia pernah berbuat kesalahan dengan gundik ayahnya. Hal ini membuat Ruben kehilangan otoritas anak sulung di hadapan saudara-saudaranya yang lain.

Dosa bisa menyebabkan kita kehilangan otoritas yang seharusnya kita miliki. Bagi orangtua, ini juga hal yang sangat penting. Sebagai orangtua, kita akan memiliki otoritas untuk mendidik anak-anak kita dengan baik, jika kita berperilaku dan memberi teladan yang baik. Sekali kita berbuat kesalahan di depan anak-anak kita, maka otoritas kita sebagai orangtua akan berkurang, bahkan bisa hilang. Anak tidak akan lagi mau mendengar perkataan dan nasihat kita.

Yusuf untuk sementara waktu dilemparkan ke sumur kosong yang ada di tempat itu. Pada saat Ruben pergi, tampaklah iring-iringan rombongan orang Ismael, datang dari Gilead menuju ke Mesir. Yehuda seperti Ruben, tidak ingin membunuh Yusuf. Yehuda juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia anak keempat. Ia masih memiliki saudara tua yang lain, yaitu Simeon dan Lewi yang terkenal lebih kejam di antara yang lain. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Yehuda mengusulkan untuk menjual Yusuf. Ini adalah jalan terbaik daripada harus membunuh Yusuf.

Usul Yehuda ternyata diterima. Mereka sepakat untuk menjual Yusuf kepada orang Ismael. Yusuf menjadi budak, dijual dengan harga dua puluh syikal perak. Hal ini menggambarkan Yesus Kristus yang juga dijual oleh murid-Nya, yaitu Yudas Iskariot. Harga dua puluh syikal perak adalah harga umum bagi budak yang masih muda. Sedangkan Yesus Kristus dijual dengan harga tiga puluh keping perak, sebagai budak yang sudah dewasa.

Pada saat itu, Yusuf sangat ketakutan. Hal itu disaksikan oleh saudara-saudaranya, di dalam Kejadian 42:21, dikatakan “Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita.” Pada waktu itu, Yusuf sudah meminta dengan sangat dalam kesesakan hati, supaya saudara-saudaranya tidak menjualnya. Tetapi kebencian telah menutup semua kasih.

Karakter anak-anak Yakub memang sebagian besar tidak baik. Mereka akan menjadi nenek moyang bangsa Israel, yang menjadi jalur bagi keturunan Mesias. Dari segerombolan keluarga yang jahat dan tidak bermoral ini, Tuhan akan mendatangkan Mesias. Hal ini bisa menjadi kesaksian, bahwa orang-orang yang buruk pun bisa berubah, jika mereka mau bertobat dan berbalik kepada Tuhan.

Di dalam perjalanan selanjutnya, anak-anak Yakub ini berubah dan mau bertumbuh secara rohani. Hal ini akan bisa kita lihat dalam kisah-kisah berikutnya. Jika Tuhan masih memberikan kesempatan, maka akan selalu ada jalan dan waktu untuk bertobat. Sejahat apapun orang itu, ketika ia mau merendahkan diri di hadapan Tuhan dan bertobat, maka ia akan mendapatkan anugerah dari Tuhan.

Views: 28

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top