Karakter Yang Kuat (Jelajah PL 167)

Kejadian 39:2-6

Yusuf bekerja dengan sangat rajin. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Potifar menyadari bahwa Yusuf adalah seorang yang spesial. Yusuf sudah dilahirkan dengan kemampuan administrasi yang baik. Yusuf bukan saja menjadi orang yang memiliki moralitas tinggi, tetapi dia juga memiliki keterampilan untuk mengelola banyak hal, termasuk mengelola semua keperluan dan pekerjaan rumah tangga. Lebih daripada itu, memang Tuhan menyertai Yusuf. Ini adalah kombinasi yang sangat baik, ketika seseorang memiliki kemampuan yang hebat, pikiran yang cerdas, cermat, memiliki moral yang tinggi dan disertai oleh Tuhan.

Ketika kita memiliki karakter yang kuat dan moral yang tinggi, maka Tuhan akan menyertai kita dengan cara memperlengkapi kita dengan kemampuan yang sangat baik. Hal itu terjadi atas Yusuf, sehingga semua yang dikerjakannya berhasil. Potifar menyadari bahwa hasil dari pekerjaan Yusuf jauh lebih baik daripada dikerjakan oleh orang lain. Karena Yusuf menampakkan keberhasilannya terus menerus, maka ia mendapatkan kesempatan untuk tinggal di rumah Potifar.

Melihat keberhasilan demi keberhasilan yang dilakukan oleh Yusuf, menyadar karakter dan moralitas yang kuat, maka Potifar mempercayakan kuasa dan segala harta miliknya di bawah kendali Yusuf. Kesempatan ini tentu menjadi kesaksian yang baik bagi Yusuf. Sebenarnya banyak orang-orang kaya yang tidak percaya kepada Tuhan, mereka tetap menginginkan orang-orang Kristen yang lahir baru dan memiliki moralitas serta karakter yang kuat untuk menjadi pegawai yang dipercaya oleh mereka. Orang-orang itu memang tidak percaya Tuhan, tetapi mereka menyadari bahwa sifat-sifat orang Kristen itu sangat baik dan bisa dipercaya.

Seorang atasan yang tidak jujur, tetap akan mencari pegawai yang jujur dan dapat dipercaya. Seorang bos yang sudah mulai malas untuk bekerja, akan mencari orang yang rajin dan tangguh untuk menjadi pegawainya. Pegawai-pegawai seperti ini sangat dicari di dunia ini. Yusuf memiliki jenjang karier yang meningkat drastis, dari seorang budak menjadi kepala pelayan di dalam rumah Potifar. Jika Yusuf tidak memiliki karakter yang baik, tidak akan mungkin Potifar akan memberikan kuasa terhadap harta bendanya kepada Yusuf.

Dengan bantuan Yusuf, Potifar tidak perlu mengatur rumah tangganya, selain dari makanannya sendiri. Potifar tidak perlu mencampuri urusan rumah tangganya, karena semua yang dikerjakan oleh Yusuf menghasilkan hal-hal yang baik. Potifar membiarkan dan memberi kesempatan kepada Yusuf untuk mengelola segala sesuatunya. Ternyata hasilnya sangat baik. Tentu ini menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan.

Jika saat ini kita menjadi pegawai bagi orang lain, kita seharusnya mentaati mereka bukan hanya di depan mereka. Kita harus mengerjakan segala sesuatu dengan baik, karena itu adalah perintah Tuhan. Ketika kita mengerjakan pekerjaan kita, fokus kita jangan hanya terbatas pada atasan kita, tetapi fokus kita harus kepada Tuhan. Kita tidak perlu berpikir untuk menyenangkan pimpinan kita, tetapi kita berpikir lebih yaitu untuk menyenangkan Tuhan. Dengan demikian, kita juga akan menjadi kesaksian yang baik di dalam lingkup pekerjaan kita.

Views: 23

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top