Godaan Kacang Merah (Jelajah PL 104)

Kejadian 25:31-34

Esau sama sekali tidak peka terhadap hal-hal rohani dan tidak peka terhadap hal itu. Yang paling penting bagi dirinya adalah berkat materi. Anak sulung akan mendapatkan warisan lebih banyak daripada yang lain. Hal ini tentu menyebabkan Yakub menjadi kesal. Yakub yang tahu berkat rohani ini ingin mendapatkannya. Mungkin dia ingin menjadi anak yang pertama. Mungkin karena hal itulah, dari bayi mereka sudah berebut untuk menjadi yang sulung.

Ketika Yakub menjual kacang merahnya dan menggantikan dengan hak kesulungan, Alkitab tidak mencelanya. Tuhan sendiri yang telah menubuatkan bahwa ia yang akan menang atau saudaranya. Yang tua akan menjadi hamba bagi yang muda. Sebenarnya, tanpa melakukan transaksi kacang merah, Yakub akan tetap mendapatkan hak itu. Kesalahan Yakub adalah kurang berserah kepada Tuhan. Ia melakukan hal sedemikian rupa, untuk mendapatkan berkat rohani itu.

Kesalahan Yakub tidak bisa dibandingkan dengan kesalahan Esau. Esau jauh lebih salah karena telah memandang rendah hak kesulungan. Ia terkesan tidak menghormati hak itu. Esau tidak menghargai berkat rohani. Di dalam Ibrani 12:26 dikatakan, “Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.”

Esau sama sekali tidak tahu apa yang baik bagi dirinya. Esau seperti anak kecil yang diberi tawaran makanan, lalu menukarnya dengan hal yang berharga yang menurutnya tidak berharga. Meskipun demikian, kita tidak bisa serta merta mencela Esau. Jangan-jangan, kita pun memiliki pengertian yang sama seperti Esau. Apakah kita lebih baik dari Esau? Apakah saat ini kita menghargai hal-hal rohani lebih dari hal-hal duniawi? Apakah kita memiliki mata dan kepekaan rohani?

Terlalu banyak orang saat ini lebih mementingkan uang dan harta duniawi, daripada mementingkan kerohanian. Semua orang dipaksa untuk belajar dari kecil sampai besar, tujuannya paling banyak adalah untuk perbaikan kehidupan secara duniawi. Seperti itulah Esau, yang menukarkan hal-hal rohani demi sepiring kacang merah. Mungkin seluruh isi dunia ini bagaikan kacang merah, lebih menarik daripada hal-hal rohani.

Jika saudara membaca renungan ini dan masih ada hal-hal jasmani yang menghalangi untuk hidup di dalam Yesus Kristus, saat ini saudara sedang melakukan transaksi seperti Esau. Jangan sampai hal itu terjadi pada saudara. Ketahuilah bahwa kita di dunia ini tidak lama. Tetapi kita nanti akan hidup di dalam kekekalan. Jika percaya kepada Yesus, maka kita akan menikmati kehidupan yang kekal. Jika kita tidak percaya kepada Yesus, kita akan mengalami maut kekal.

Jika kita sudah percaya kepada Yesus, kita justru harus mementingkan perkara rohani. Seharusnya kita menggunakan hidup kita untuk sibuk dengan perkara rohani, bukan sibuk dengan perkara jasmani dan duniawi. Semua yang jasmani dan duniawi dicari oleh semua orang yang ada di dunia ini. Karena itu, jangan sampai kita lengah dan mengikuti hal-hal duniawi tersebut.

Views: 31

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top