Kejadian 11:5-9
Sebenarnya Tuhan ingin orang-orang bersatu dalam kebenaran, bukan bersatu untuk tujuan lain yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Jika tidak bisa bersatu dalam kebenaran, lebih baik memang berpisah. Di dalam 1 Korintus 11:18-19 dikatakan, “Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapa di antara kamu yang tahan uji.”
Di akhir zaman, akan muncul kembali persatuan yang menentang Tuhan. Antikristus ingin mendirikan agama yang bisa menyatukan semua orang di muka bumi. Pada akhirnya Antikris ingin disembah, karena ingin menyaingi Tuhan. Lewat gerakan penyatuan dalam bentuk pluralisme, semua agama akan disatukan. Tidak diperbolehkan lagi mencari perbedaan agama yang satu dengan yang lain. Yang diserukan adalah mencari persamaan dan menyatukan agama itu. Di dalam kitab Wahyu mereka disebut dengan Babel, karena konsepnya sama dengan Babel di zaman Nimrod.
Di sisi lain, Tuhan Yesus pernah berdoa supaya orang percaya menjadi satu (Yohanes 17). Yang perlu kita ingat, persatuan yang Tuhan Yesus inginkan harus didasarkan pada kebenaran yang Alkitabiah. Tuhan tidak pernah menginginkan persatuan yang tidak mempedulikan firman-Nya. Persatuan ini bisa terjadi di jemaat lokal, sehati sepikir di dalam kebenaran firman Tuhan. Persatuan ini akan sulit terjadi dalam bentuk yang lebih besar. Jika muncul persatuan yang lebih besar, biasanya hanya sebatas persatuan organisasi saja.
Tuhan tidak menyukai rencana Nimrod. Jika Tuhan membiarkan semua rencana itu terjadi, maka kejahatan manusia akan lebih dahsyat dari sebelumnya. Persatuan akan membuat sesuatu menjadi lebih besar. Semua bisa dilakukan jika manusia bersatu. Manusia diberi akal dan kecerdasan yang luar biasa oleh Tuhan. Tetapi pada saat itu, mereka menggunakannya untuk menentang Tuhan. Karena itu, Tuhan menggagalkan rencana itu dengan cara mengacaubalaukan bahasa mereka.
Berbagai macam bahasa yang muncul ini adalah salah satu bentuk kemahakuasaan Tuhan. Bahasa dengan gaya, logat, kosakata, tata bahasa yang berbeda dan unik memperlihatkan kejeniusan Tuhan. Ternyata semuanya itu bisa dipakai oleh manusia. Bahkan saat ini, manusia bisa belajar banyak bahasa. Kita patut menyadari bahwa penciptaan manusia sungguh sangat unik. Kita berharga di mata Tuhan, sehingga kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain melalui bahasa ini. Hanya manusia yang memiliki bahasa. Makhluk lain memang bisa berkomunikasi, tetapi tidak menggunakan bahasa yang sistematis seperti manusia.
Tuhan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi bagi manusia, karena Tuhan juga ingin berkomunikasi dengan manusia. Karena itu, Yesus disebut sebagai Sang Firman, karena Firman itu disampaikan dengan bahasa manusia, yang akhirnya bisa dimengerti oleh manusia. Meski demikian, masih banyak juga manusia yang menyalahgunakan bahasa. Mereka menggunakan untuk menyampaikan perkataan kotor, mengutuk, bahkan untuk menghujat Tuhan.
Dengan bahasa yang berbeda itu, maka manusia dipaksa untuk menyebar ke seluruh bumi. Menara Babel itu gagal dibangun. Manusia dengan bahasa yang sama, membangun budaya dan adat mereka masing-masing, di tempat masing-masing juga. Sepertinya, bahasa itu dibedakan menurut kaum keluarga mereka.
Views: 24