Bahasa Pertama di Dunia (Jelajah PL 45)

Kejadian 11:1-4

Di pasal 10 sudah dijelaskan tentang penyebaran umat manusia menurut suku dan bangsa mereka. Di pasal 11 kita akan melihat alasan dan awal penyebaran itu terjadi. Di awal, seluruh bumi memiliki satu bahasa dan satu logat. Diperkirakan bahasa pertama kali yang digunakan oleh manusia, mulai dari Adam dan Hawa adalah bahasa Ibrani. Berbagai nama manusia ataupun benda di awal, hanya bisa dimengerti jika dipelajari dengan menggunakan bahasa Ibrani.

Contoh, kata “Adam” di dalam bahasa Ibrani, selain mengacu pada pribadi Adam itu sendiri, kata ini bisa diterjemahkan menjadi “manusia.” Tidak ada bahasa lain yang memiliki pengertian demikian. Kata “adama” artinya di dalam bahasa Ibrani adalah “tanah.” Itu yang Tuhan katakan bahwa manusia pertama diciptakan dari tanah, sehingga ia diberi nama Adam. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan tidak secara langsung mengutuk Adam, tetapi justru mengutuk tanah.

Contoh lain, ketika Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, ketika Adam melihat Hawa pertama kali, Adam berkata, “inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Hawa disebut perempuan karena diambil dari laki-laki. Ia akan dinamai ‘isya’ karena diambil dari “isy”. Paling tidak, hal-hal ini yang mendasari keyakinan bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa yang dipakai oleh manusia mula-mula.

Bahasa yang dipakai oleh Nuh dan Sem juga bahasa Ibrani. Mereka tidak ikut dalam peristiwa pemberontakan menara Babel. Orang-orang yang memberontak itu yang dikacaukan bahasanya. Karena Abraham keturunan dari Sem, maka Abraham juga menggunakan bahasa Ibrani.

Setelah peristiwa air bah, manusia berangkat ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear. Mereka menetap di sana. Babilonia saat ini ada di sebelah timur pegunungan Ararat (yang berada di daerah perbatasan Turki). Tanah Sinear adalah tanah yang baik dan subur. Sepanjang sejarah, banyak sekali budaya dan peradaban berkembang di daerah itu. Mungkin daerah itu ideal, seperti keadaan sebelum air bah, sehingga mereka menamai dua sungai di daerah itu seperti sungai yang mengalir di taman Eden, yaitu sungai Efrat dan Tigris.

Yang perlu kita tahu, sungai yang di taman Eden pasti berbeda dengan sungai saat ini. Taman Eden pasti juga sudah hilang karena air bah. Hanya saja dua nama sungai itu dipakai kembali untuk menamai dua sungai di daerah Sinear. Keadaan muka bumi berubah drastis setelah peristiwa air bah. Mereka mendirikan kota di tanah itu, membangun peradaban yang cukup maju. Proses pembangunan sudah cukup modern, karena mereka sudah bisa membuat batu bata dengan cara dibakar serta menggunakan ter gala-gala sebagai tanah liat.

Selain membangun kota, mereka juga merencanakan untuk membangun sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit. Yang membuat Tuhan tidak berkenan, ketika mereka memiliki tujuan supaya mencari nama dan supaya mereka tidak terserak ke seluruh bumi. Tidak perlu waktu lama, kejahatan manusia muncul kembali setelah peristiwa air bah. Tuhan memberi perintah kepada Nuh dan keturunannya untuk menyebar dan memenuhi bumi, tetapi orang-orang itu berusaha untuk membangkang perintah Tuhan dengan cara tidak mau menyebar ke seluruh bumi.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top