Tanda Pelangi (Jelajah PL 42)

Kejadian 9:7-29

Kepada Nuh diberikan mandat untuk beranak cucu dan bertambah banyak, untuk memenuhi bumi. Perintah yang pernah disampaikan oleh Adam, saat ini diberikan kepada Nuh. Nuh menjadi pembaharu di kondisi dunia yang baru. Tuhan juga membuat perjanjian antara Dia dengan semua makhluk yang ada di bumi. Perjanjian Tuhan menyatakan bahwa tidak akan ada lagi air bah yang akan memusnahkan semua makhluk hidup di bumi.

Air bah berbeda dengan banjir atau tsunami. Banjir atau tsunami terjadi di sebagian kecil wilayah di muka bumi ini. Sedangkan air bah melanda seluruh permukaan bumi dan menutupi permukaan bumi itu. Busur yang ditaruh di awan atau pelangi, menjadi tanda bagi perjanjian itu. Pelangi muncul ketika ada hujan. Sebelum air bah terjadi, belum pernah turun hujan. Hujan pada waktu itu bisa membuat trauma tersendiri bagi manusia, karena mereka takut air bah itu akan melanda bumi lagi. Pelangi dimunculkan oleh Tuhan, penyatuan antara berkas cahaya matahari dengan air yang turun dari atas.

Pasal ini berakhir dengan hal yang menyedihkan. Tuhan sudah memberi kesempatan kepada manusia untuk memulai kehidupan yang baru di bumi, tetapi dosa masih sangat berkuasa atas dunia. Nuh yang disebut sebagai orang benar, memiliki kelemahan juga sebagai manusia. Nuh disebut sebagai orang pertama yang mempunyai kebun anggur. Sepertinya pada waktu itu manusia belum tahu tentang efek dari anggur. Sepertinya memang Nuh tidak sengaja membuat dirinya sendiri mabuk.

Nuh mabuk dan telanjang. Ham melihat aurat ayahnya dan menceritakan kepada kedua saudaranya yang lain. Ham memiliki keturunan Kanaan, yang mendapatkan kutukan dari Nuh. Sepertinya Ham bukan saja melihat aurat ayahnya, tetapi telah melakukan sesuatu yang membuat Nuh marah. Di ayat 24 ada tambahan keterangan bahwa Nuh mengutuk Ham melalui Kanaan, setelah mendengar apa yang dilakukan oleh anak bungsunya itu. Tidak masuk akal jika Ham hanya melihat aurat ayahnya, apalagi itu kesalahan Nuh sendiri, sampai Nuh marah dan memberikan kutukan.

Kedua saudara Ham yang lain memiliki perilaku yang lebih baik. Mereka membentangkan kain untuk menutupi Nuh yang sedang telanjang, tidak mau melihat ayahnya yang sedang telanjang. Ayah pada waktu itu memiliki kuasa untuk memberkati atau mengutuk. Ayah masih bertindak sebagai imam bagi anak-anak dan keluarganya. Ayah memilik tugas untuk menyampaikan kebenaran Tuhan bagi anggota keluarganya.

Kanaan dikutuk menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya. Sem mendapatkan berkat, menjadi tuan atas Kanaan. Yafet mendapat berkat dengan meluaskan tempat kediamannya serta tinggal di dalam kemah-kemah Sem dan menjadi tuan atas Kanaan. Kondisi ini dapat kita lihat ketika kita membaca kelanjutan dari kisah di dalam Alkitab.

Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah. Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati. Tokoh pemberita kebenaran ini pun mengakhiri hidupnya dengan kematian.

Views: 25

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top