Persatuan Yang Negatif (Jelajah PL 46)

Kejadian 11:4

Supaya manusia tidak tersebar ke seluruh bumi, mereka perlu pemimpin yang kuat, yang bisa menyatukan. Kekuatan itu bisa terjadi jika ada kesatuan secara keyakinan. Nimrod sepertinya bukan hanya menjadi pemimpin politik, tetapi dia membuat satu agama atau keyakinan tertentu, supaya manusia bisa disatukan olehnya. Nimrod memberikan alternatif keyakinan, bukan menyembah Tuhan tetapi menyembah yang lain.

Nimrod berhasil menguasai sebagian besar orang pada saat itu untuk menentang perintah Tuhan. Mereka tidak mau menyebar memenuhi bumi. Mereka mau menyatukan diri, dengan mendirikan sebuah simbol dalam bentuk menara yang tinggi. Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa persatuan bisa digunakan untuk hal yang negatif dan hasilnya sangat membahayakan. Jika persatuan itu didasarkan atas kebenaran firman Tuhan, hasilnya pasti akan baik.

Di Babel, manusia sedang mengusahakan persatuan, tetapi dengan tujuan untuk menentang Tuhan. Ketika mereka merencanakan untuk mendirikan menara dengan puncak sampai ke langit, itu adalah cita-cita Iblis. Di dalam Yesaya 14:13-14 dicatat ambisi Iblis, “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”

Iblis ingin menggulingkan kuasa Tuhan di alam semesta ini. Iblis telah menemukan seseorang yang dapat diajak untuk bekerjasama, yaitu Nimrod. Jika menara itu benar-benar jadi, maka semua manusia akan memandang simbol itu dengan kekaguman. Semua akan turut kepada perintah Nimrod. Mungkin ada juga yang berpikir bahwa menara itu akan bisa menyelamatkan mereka, jika air bah itu datang kembali. Padahal Tuhan sudah mengatakan bahwa air bah itu tidak akan pernah terjadi lagi.

Bersatu untuk menentang Tuhan adalah kekuatan yang membawa malapetaka. Jangan sampai kita masuk dalam persatuan seperti ini. Saat ini persatuan yang mengarah pada pluralisme sudah terjadi di mana-mana. Tentu yang seperti ini patut kita waspadai. Ketika ada yang mengatakan, “semua agama sama, menuju pada Tuhan”, kita patut berpikir secara kritis. Dalam hal keyakinan, tidak ada dua atau lebih kebenaran. Jika ada dua kebenaran, maka perlu diuji, untuk melihat siapa yang mendekati kebenaran.

Saat ini, gereja berbeda dalam pengajaran. Karena itulah Martin Luther mengadakan reformasi di dalam gereja, karena ia melihat terjadi banyak kejanggalan dan kesalahan pengajaran di gereja pada waktu itu. Martin Luther dengan tegas menolak banyak sekali pengajaran Katolik, karena dianggap tidak sesuai dengan firman Tuhan. Resikonya sangat besar, tetapi keyakinannya membuat ia kuat menghadapi semua tantangan.

Kaum Anabaptis keluar dari gereja Protestan arus utama, karena mereka tahu ada kejanggalan dan kesalahan pengajaran di gereja Protestan. Banyak orang-orang Anabaptis yang dibunuh oleh sesama Kristen, karena mereka tidak setuju dengan pengajaran Katolik dan Protestan pada waktu itu.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top