Wahyu 12:7-10
Dalam cuplikan peristiwa lain, seperti yang telah dijelaskan di renungan sebelumnya, terjadi peperangan di Surga. Mikhael dan pasukannya berperang melawan naga. Naga itu dibantu oleh pengikutnya, yaitu sepertiga malaikat lain yang ikut memberontak bersama Iblis. Iblis dan pengikutnya itu tidak dapat bertahan dan mereka tidak mendapatkan lagi tempat di Surga. Karena tidak ada tempat di Surga, maka tidak ada tempat lain bagi Iblis untuk tinggal, selain di bumi ini. Iblis sedang tinggal bersama-sama dengan manusia.
Iblis melakukan banyak hal untuk mempengaruhi manusia, membujuk manusia supaya ikut memberontak bersama mereka. Gambaran naga sendiri sangat kejam, karena seringkali digambarkan dengan mulut yang keluar api serta kekuatannya yang sangat dahsyat. Ia bisa melakukan apa saja, dengan kekuatannya, demi mendapatkan kekuasaan dan semua yang diinginkan.
Ketika naga dan pengikutnya ini dilemparkan ke bumi, mereka tidak mempengaruhi manusia biasa. Mereka mempengaruhi para pemimpin bangsa atau raja-raja. Mereka membantu raja-raja dan pemimpin bangsa untuk melakukan kesewenang-wenangan. Iblis menggunakan kuasa para raja di dunia ini untuk menakut-nakuti manusia. Tidak bisa dipungkiri bahwa pernah terjadi ada raja atau pemimpin yang bertindak sewenang-wenang, bahkan mau disembah seperti Tuhan.
Dikatakan bahwa naga besar itu atau si ular tua, atau yang disebut sebagai Iblis dan Satan, telah menyesatkan seluruh dunia. Ia telah dilemparkan ke bawah, yaitu ke bumi, beserta dengan para pengikutnya. Inilah yang menyebabkan keadaan bumi menjadi kacau balau.
Bersamaan dengan peristiwa itu, di sisi lain, yaitu di Surga, terdengar nyanyian yang berkata, “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.” Yang diurapi itu adalah Mesias, Yesus Kristus.
Selain membuat kekacauan di bumi, Iblis juga selalu mendakwa manusia. Ia menjadi bagian yang suka menuntut. Dia menuntut supaya Tuhan itu adil dan benar-benar menghukum manusia yang berdosa. Karena itulah, maka dosa tidak bisa diselesaikan dengan perbuatan manusia itu sendiri. Manusia yang berdosa tidak bisa menyelesaikan dosa itu. Karena tuntutan Iblis itu, maka tidak ada cara lain untuk menyelesaikan dosa. Dosa memang harus dihukum, dengan maut.
Karena itu, maka perempuan itu (bangsa Yahudi) perlu melahirkan Anak. Anak itu yang kemudian menyerahkan diri-Nya untuk dihukumkan di atas salib. Ketika Yesus Kristus terhukum di atas kayu salib, tuntutan Iblis tidak berkuasa lagi. Karena keadilan Tuhan, maka Iblis menuntut keadilan itu dari Tuhan. Karena keadilan Tuhan, maka dosa harus diselesaikan dengan penghukuman, karena itulah yang Tuhan perintahkan di awal.
Adam sudah mendapatkan peringatan dari Tuhan, bahwa ketika sudah tidak percaya lagi dengan perkataan Tuhan, maka yang terjadi adalah kematian. Ketika Adam dan Hawa lebih percaya pada perkatan Iblis dan memakan buah yang dilarang, maka mereka telah tidak percaya lagi kepada Tuhan, sehingga hukuman yang sudah disampaikan oleh Tuhan, harus dilakukan.
Views: 27