Dua Saksi Penuh Kuasa (Jelajah PB 1086)

Wahyu 11:3-7

Tuhan akan memberi tugas kepada dua saksi-Nya, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya (tiga setengah tahun). Tuhan memberikan kembali nubuatan, karena masa jemaat atau gereja sudah lewat. Jemaat atau gereja Tuhan sudah diangkat, sebelum masa kesusahan besar. Nubuatan dan firman yang mereka sampaikan pasti banyak didengar oleh orang-orang yang sedang berada di Yerusalem.

Pasti bukan hanya terjadi di sana saja. Di masa modern ini, jika ada sesuatu yang berbeda dan menarik, pasti akan disiarkan secara langsung dan semua manusia di dunia akan bisa mendengar atau melihatnya. Jika zaman dulu kita sulit untuk mengerti bahwa ketika Yesus datang untuk kedua kali, maka semua mata manusia akan memandang-Nya. Zaman sekarang, semua itu akan sangat mudah dimengerti. Peristiwa kedatangan Yesus Kristus akan disiarkan secara langsung melalui internet dan media sosial.

Kedua saksi itu disebut sebagai kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Maksud dari gambaran ini, mereka adalah menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran di zaman itu. Pohon zaitun menjadi tempat yang kuat untuk bersandar. Kaki dian menjadi tempat pelita diletakkan, supaya bersinar dan menerangi sekitarnya. Kebenaran dipancarkan dan diberitakan melalui mereka berdua. Mereka akan berkhotbah dengan lantang dan berani.

Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka dan menghanguskan semua musuh mereka. Mereka ternyata diberi kuasa yang sangat dahsyat, bisa mematikan orang dengan kata-kata mereka. Kuasa itu pernah diperlihatkan oleh Petrus, ketika ia menegur Ananias dan Safira. Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang tersebut akan mati sesuai dengan rencana mereka, ketika hendak menyakiti dua saksi itu.

Bahkan kedua saksi itu juga memiliki kuasa untuk menutup langit, supaya tidak terjadi hujan selama mereka bernubuat. Ada orang yang memperkirakan bahwa kedua saksi ini adalah Musa dan Elia. Di dalam Perjanjian Lama, yang pernah membuat bumi tidak diberi hujan adalah Elia. Di dalam Maleakhi 4:5 dicatat, “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu.”

Sebenarnya Yohanes Pembaptis juga Elia, jika orang Yahudi pada waktu itu mau menerimanya. Pakaian dan makanan Yohanes mirip dengan Elia. Karena orang Yahudi menolaknya, maka ia adalah Yohanes Pembaptis. Di dalam Yakobus 5:17 dikatakan, “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.” (bdg. Lukas 4:25; 1 Raja-raja 17:1).

Mereka juga memiliki kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya. Di dalam Perjanjian Lama tercatat bahwa Musa pernah melakukan hal tersebut, pada saat bangsa Israel masih menjadi budak di tanah Mesir. Tuhan membuat banyak tulah dan malapetaka terjadi di Mesir, melalui Musa.

Views: 28

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top