Kolose 1:1-3
Surat ini ditulis oleh Paulus dan ditujukan kepada jemaat Tuhan di Kolose. Kolose adalah sebuah kota kecil yang terletak di sebelah timur kota Efesus, sekitar dua ratus kilometer. Saat ini diperkirakan berada di wilayah Turki. Ada beberapa orang Kristen yang tinggal di Kolose, salah satunya adalah Filemon. Nanti juga ada bagian kita akan membahas kitab Filemon. Sepertinya kitab Kolose dan Filemon ini dikirim bersamaan.
Surat Kolose ini sepertinya dikirim dari kota Roma, dari dalam penjara, bersamaan juga dengan surat Efesus dan Filipi. Pembawa surat Efesus ternyata sama dengan pembawa surat Kolose, yaitu Tikhikus. Surat ini ditulis sekitar tahun 61-62 Masehi, sebelum kota Roma dibakar oleh Kaisar Nero. Paulus mendapat kabar dari Epafras yang memberitahukan tentang berbagai hal yang didapat di Kolose. Pada waktu itu di Kolose ada pengajaran filsafat yang sedang beredar, yang sepertinya membahayakan jemaat di Kolose. Selain itu juga ada pencampuran ajaran mistis yang berasal dari daerah tersebut. Ada juga pengajaran campuran dari Yudaisme. Pengajaran kekristenan dari awal memang penuh dengan tantangan, yaitu campuran dari berbagai macam pengajaran yang ada. Rasul Paulus mengirim surat untuk melawan semua hal itu.
Jika tidak berhati-hati dengan filsafat, akan mudah menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Dari awal memang terjadi pergeseran, dari pengajaran Alkitab menjadi pengajaran filsafat. Semuanya itu bercampur aduk, sehingga saling bersatu padu dan tidak mudah untuk membedakannya lagi. Hal ini yang membuat kekristenan berpotensi untuk menjadi tidak murni, menyimpang dari kebenaran. Filsafat adalah hasil pemikiran manusia, sedangkan teologi adalah pemikiran dari Tuhan. Jika kita menyimpulkan berbagai hal bukan dari Alkitab, tetapi dari jalan pikiran manusia saja, maka kita sedang berfilsafat. Sedangkan teologi adalah pengajaran yang disimpulkan berdasarkan Alkitab dengan menggunakan akal sehat. Jika membaca atau mempelajari Akitab tanpa akal sehat, maka akan berpotensi memiliki pengertian mistik. Karena itu, kita harus memiliki dasar berpikir dengan menggunakan akal sehat serta menggunakan Alkitab. Kita tidak akan mungkin mengerti kebenaran, tanpa berpikir dengan menggunakan akal sehat. Pondasinya adalah Alkitab, sehingga kita bisa tetap teguh berdiri di atas kebenaran Tuhan.
Untuk membuka surat ini, Paulus biasa memperkenalkan diri sebagai rasul Kristus Yesus karena kehendak Tuhan. Pada saat itu, Paulus sedang bersama-sama dengan Timotius. Surat ini dengan jelas ditulis dan ditujukan untu orang percaya dalam Kristus (jemaat) di Kolose. Hari ini tidak ada orang yang menjadi utusan (rasul) dari Yesus Kristus. Jika hari ini kita diutus ke daerah lain untuk memberitakan Injil, maka yang mengutus bukan Yesus Kristus secara langsung, tetapi jemaat yang adalah tubuh Yesus Kristus.
Paulus selalu mengucap syukur dalam segala hal kepada Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Paulus senantiasa berdoa untuk jemaat-jemaat yang sudah didirikannya. Meskipun Paulus seringkali mengalami persoalan, tetapi dia selalu mengucap syukur. Dengan cara seperti itulah, Paulus menikmati kehidupan pelayanannya dengan penuh sukacita. Paulus bersyukur karena ada banyak orang telah diselamatkan, termasuk jemaat Kolose. Mereka bertumbuh di dalam iman dan bisa menjadi kesaksian bagi banyak orang. Jemaat Kolose mendapatkan pengharapan keselamatan di dalam Yesus Kristus.
Views: 2