Aturan Dalam Rumah Tangga (Jelajah PB 801)

Kolose 3:17-21

Segala sesuatu yang kita kerjakan, kita harus melakukannya dalam nama Yesus, sambil mengucap syukur kepada Tuhan. Paulus ingin mengajarkan kepada kita untuk hidup sehat, hidup dengan penuh sukacita, hidup benar dan hidup lurus di hadapan Tuhan. Kita perlu hidup bersyukur dan berbahagia di muka bumi ini, sambil menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Kita perlu menghindari hidup yang penuh dengan kemarahan atau kepahitan. Semuanya itu seharusnya dimulai dari kehidupan berkeluarga. Jika hidup keluarga kita tidak beres, maka hidup kita di gereja juga tidak beres. Gereja sendiri terdiri dari keluarga-keluarga.

Istri harus tunduk kepada suami, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Demikian juga suami harus mengasihi istri dan tidak berlaku kasar terhadap dia. Suami diperintahkan untuk mengasihi istri dan istri diperintahkan untuk tunduk kepada suami. Istri yang tunduk kepada suami adalah istri yang taat dan tunduk kepada Tuhan. Yang memberi perintah untuk tunduk ini bukan suami, tetapi Tuhan. Suami yang mengasihi istri adalah suami yang mengasihi Tuhan. Yang memberi perintah untuk mengasihi ini bukan istri, tetapi Tuhan. Ini adalah aturan selagi masih ada suami istri di muka bumi ini. Ini bukan budaya kuno atau budaya timur tengah. Ini adalah perintah Tuhan yang belum pernah dibatalkan sampai sekarang.

Semua pertengkaran dan percekcokan di dalam keluarga terjadi karena perintah Tuhan tersebut tidak ditaati. Pertikaian di dalam rumah tangga terjadi jika suami kurang mengasihi istri atau istri yang kurang tunduk kepada suami. Keluarga menjadi berantakan karena tidak mau mengikuti aturan dan perintah yang Tuhan sampaikan ini. Jika ini terjadi, maka manusia tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan di bumi ini. Perceraian semakin meningkat, demikian juga dengan single parent. Semuanya itu terjadi karena tidak mau mengikuti aturan Tuhan.

Mungkin ada perempuan yang merasa dibedakan, karena diperintahkan untuk tunduk kepada suami. Bukan berarti perempuan dibedakan. Justru Tuhan memberi perintah kepada laki-laki untuk mengasihi perempuan, mengasihi istri. Jika aturan ini diterapkan dengan baik dan berjalan dengan benar, maka kedamaian, kebahagiaan dan keindahan akan terjadi. Sukacita terjadi mulai dari keluarga, dibagikan di dalam kehidupan jemaat. Ini bukan masalah harkat dan martabat, tetapi lebih kepada masalah keharmonisan rumah tangga. Harkat dan martabat manusia di hadapan Tuhan itu sama. Tetapi setiap orang diciptakan dengan tujuan dan fungsi yang berbeda, terutama tujuan dan fungsi dari laki-laki dan perempuan. Di dalam institusi ada peran dan fungsi masing-masing supaya institusi itu berjalan. Keluarga adalah institusi yang paling kecil di dunia ini. Di dalam rumah tangga ada fungsi kepala rumah tangga. Tidak semua anggota keluarga bisa menjadi kepala rumah tangga.

Anak-anak mendapat perintah untuk mentaati orang tua dan itu adalah hal yang indah di dalam Tuhan. Jika masih kecil, kita mentaati orang tua. Jika sudah dewasa, kita menghormati orang tua. Upahnya adalah panjang umur di bumi. Banyak orang mencari ramuan panjang umur, padahal di dalam Alkitab sudah dijelaskan rahasia panjang umur. Demikian juga dengan bapa-bapa, mendapatkan perintah untuk tidak menyakiti anaknya, supaya hati anak tersebut tidak tawar. Apa yang dilakukan oleh orang tua biasanya akan diingat oleh anak tersebut, terutama hal-hal yang berkesan. Jika kesan yang disampaikan negatif, maka anak tersebut akan mengingat hal yang negatif tersebut seumur hidup. Karena itu, lebih baik kita memberikan kesan yang positif kepada anak-anak kita.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top