Galatia 2:4-8
Pada waktu itu ada paksaan dari orang-orang Kristen palsu yang menyusup masuk dalam jemaat. Mereka menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan orang percaya yang telah dimiliki di dalam Yesus Kristus. Kita perlu ingat bahwa di dalam Yesus Kristus, kita sudah dimerdekakan. Kita telah dibebaskan dari berbagai macam ikatan. Kita tidak perlu lagi mengejar hal-hal yang mistik, yang supranatural yang justru bisa mengikat kembali kita ke dalam kesesatan. Di dalam Yohanes 8:31-32 Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Kita akan dimerdekakan oleh kebenaran Kristus.
Sekarang kita tidak perlu lagi melakukan ibadah-ibadah simbolik dan ritualistik, karena kita sekarang sudah masuk di dalam ibadah hakekat, yaitu menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran. Kita tidak lagi dibatasi dalam menyembah Tuhan. Kita tidak dibatasi dengan waktu, dengan tempat atau ruangan, serta tidak dibatasi cara atau ritual dalam menyembah Tuhan. Ketika kita hidup di dalam firman dan hati kita tertuju kepada Tuhan, maka ibadah kita adalah hidup kita setiap hari dan setiap saat. Cara penyembahan kita juga tidak dibatasi dengan badan, tidak perlu dengan cara berdiri atau berlutut. Ibadah dan penyembahan kita adalah dengan hati yang tulus dan murni di hadapan Tuhan.
Sejak kita mendengar Injil, kemudian kita bertobat dan diselamatkan, setiap detik dalam hidup kita seharusnya adalah penyembahan kepada Tuhan, karena kita menyembah dengan sikap hati kita kepada Tuhan. Hari Minggu adalah salah satu bagian dari ibadah kita, ketika kita bersekutu dengan orang-orang percaya di gereja. Tetapi ibadah kita tidak dibatasi pada hari Minggu itu saja. Jangan sampai kita memiliki anggapan bahwa ibadah hanya di hari Minggu saja, sedangkan sebelum dan sesudah itu kita tidak ibadah. Jika anggapan kita demikian, maka kita sedang mengecilkan arti ibadah yang sejati itu di hadapan Tuhan. Sekali lagi, ibadah harus terjadi dalam setiap detik di hidup kita. Dengan demikian, maka kita akan menggunakan semua kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Kita terus terhubung dengan Tuhan, di manapun kita berada dan kapan pun kita ada.
Rasul Paulus berkeputusan untuk tidak mundur dan tunduk kepada mereka yang ingin mengambil kebebasan di dalam Kristus itu. Hal itu dilakukan oleh Paulus supaya jemaat di Galatia tetap melaksanakan kebenaran Injil yang telah diajarkan secara murni. Kita patut mengucap syukur kepada Tuhan karena sekarang sudah ada firman Tuhan yang lengkap di tangan kita, yaitu Alkitab. Kita bisa mempelajarinya dengan sebaik mungkin. Kebenaran Injil tidak membenarkan kita bersunat lagi. Yang dikuduskan bukan badan lagi, tetapi hati kita. Kita sudah tidak berada di dalam perjanjian Abraham, tetapi kita sudah berada di dalam perjanjian Yesus Kristus.
Paulus juga menganggap tidak penting kedudukan orang-orang yang terpandang, yang telah ditemui oleh rasul Paulus pada saat di Yerusalem. Tuhan tidak memandang muka. Di hadapan Tuhan, semua manusia sama. Ternyata orang-orang terpandang itu pun tidak memaksakan kehendak kepada Paulus. Petrus dan Paulus menjadi rasul dengan tanda bahwa mereka mendapatkan karunia untuk melakukan mujizat. Perbedaannya, Petrus menjadi rasul bagi orang-orang Yahudi yaitu orang-orang yang bersunat, sedangkan Paulus menjadi rasul bagi orang-orang bukan Yahudi, yaitu orang-orang yang tidak bersunat dan tidak perlu disunat setelah mereka percaya kepada Yesus Kristus.
Views: 2