Percaya Dengan Pengertian (Jelajah PB 722)

Galatia 3:2-6

Seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus ketika ia bertobat dan percaya kepada Yesus karena pemberitaan Injil. Paulus menginginkan supaya jemaat Galatia tidak bodoh, karena seharusnya pemberitaan Injil membawa mereka kepada pengertian yang benar tentang firman Tuhan. Kita juga diingatkan supaya tidak seperti orang-orang yang ada di Galatia. Kita harus terbiasa berpikir dengan jernih, menguji segala sesuatu, serta hidup dengan penuh pengertian. Di dalam Roma 10:2, Paulus pernah berkata, “Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.” Perkataan ini sebenarnya ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang giat melayani Tuhan, tetapi mereka tidak memiliki pengertian yang benar. Kita hari ini pun bisa terjebak dalam hal ini. Kita mungkin pernah mendapati ada orang Kristen yang sangat giat dalam pelayanan, tetapi ketika ditanya tentang konsep keselamatan atau tentang firman Tuhan, mereka tidak mengerti dengan jelas.

Jemaat Galatia ditegur oleh Paulus, karena mereka telah memulai dengan Roh, tetapi mau mengakhiri hidup mereka di dalam daging. Padahal mereka sudah mengalami banyak hal bersama Tuhan. Mereka juga telah menikmati berbagai macam karunia Roh Kudus. Tetapi pada akhirnya ada beberapa di antara mereka yang lebih memilih untuk mengikuti pengajaran salah dari orang-orang Yerusalem yang datang pada mereka. Paulus mengajak orang-orang Galatia untuk merenungkan kembali semua peristiwa yang telah mereka alami sebelumnya, terutama pengalaman-pengalaman rohani yang sudah terjadi atas mereka. Mereka mengalami semuanya itu karena pemberitaan Injil, bukan karena telah melakukan hukum Taurat.

Paulus mengingatkan kepada jemaat Galatia mengenai Abraham. Abraham percaya kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Bukan hanya Abraham, tetapi juga Nuh yang percaya kepada Tuhan. Tuhan memperhitungkan hal itu juga sebagai kebenaran. Demikian juga dengan Habel dan beberapa tokoh Perjanjian Lama lainnya yang percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka percaya kepada Juruselamat yang dijanjikan, dengan cara mempersembahkan korban kepada Tuhan sebagai simbol pengorbanan Yesus Kristus, Anak Domba Allah di atas kayu salib. Sekarang seharusnya kita percaya kepada Juruselamat yang sudah datang, percaya di dalam hati kita dengan sepenuh hati. Tidak ada satu orang pun yang dibenarkan karena berbuat baik atau karena melakukan hukum Taurat. Kita tidak mungkin berbuat baik secara penuh atau melakukan hukum Taurat dengan sempurna. Ketika kita melanggar satu saja hukum Taurat, maka kita telah menjadi orang yang terkutuk, yang tidak akan bisa masuk dalam kekudusan Tuhan yang Maha Kudus.

Paulus ingin supaya jemaat di Galatia memahami bahwa Abraham masuk Surga bukan karena menjalankan hukum Taurat. Apalagi memang di zaman Abraham belum ada hukum Taurat. Adam dan Habel masuk Surga bukan karena hukum Taurat. Mereka masuk Surga melalui percaya pada janji Tuhan akan hadirnya Juruselamat. Manusia jatuh ke dalam dosa karena tidak percaya sepenuhnya dengan perkataan dan firman Tuhan. Karena itu, ketika Tuhan berjanji akan kirim Juruselamat, seharusnya mereka dan kita percaya terhadap janji itu. Jika tidak percaya, maka kita tidak akan diselamatkan. Tidak ada jalan lain menuju kepada Bapa selain melalui Yesus Kristus, Sang Juruselamat itu.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top