Galatia 1:18-24
Rasul Paulus sengaja menceritakan kembali bagaimana dia dipanggil sebagai rasul. Memang dia dipanggil rasul tidak seperti rasul yang lain, karena mereka dari awal memang murid Yesus dan hidup serta belajar langsung dari Yesus. Tetapi Paulus bukan dari antara para murid. Paulus adalah salah satu dari anggota Farisi. Paulus awalnya adalah orang yang tidak percaya kepada Yesus, bahkan sangat membenci orang-orang yang percaya kepada Yesus. Ketika Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya pada saat perjalanan ke Damsyik, maka ada kesempatan bagi Paulus selama dia tidak bisa melihat, mencoba untuk melihat kembali hukum Taurat serta Perjanjian Lama, lalu membandingkan dan mengaitkan dengan pengajaran Yesus Kristus. Dari hal inilah Paulus melihat dengan jelas mengenai perbedaan antara ibadah simbolik dengan ibadah hakikat. Segala sesuatu yang bersifat simbolik telah digenapi di dalam Yesus Kristus. Karena hal itu, maka Paulus mendapatkan banyak pewahyuan dan penyataan dari Tuhan. Tuhan Yesus yang memilih Paulus secara langsung menjadi rasul Yesus Kristus atau utusan Yesus Kristus, dengan tujuan untuk memberitakan Injil terutama kepada orang-orang non-Yahudi.
Setelah Tuhan Yesus menemui Paulus dalam perjalanan ke Damsyik, Paulus tidak bertemu dengan para rasul yang lain. Justru ia pergi menyingkir ke tanah Arab karena orang-orang Farisi yang lain, yang dulu adalah temannya, mulai mencari Paulus untuk membinasakannya. Demikian juga dengan hari ini, jika ada orang yang bertobat dari keyakinannya yang lama dan menjadi Kristen, maka sebaiknya mereka segera menjauh dari sanak saudaranya dan dari teman-temannya, karena pasti akan dikucilkan atau bahkan mendapatkan ancaman yang serius. Baru setelah dia belajar banyak firman Tuhan dan imannya kuat, dia bisa kembali kepada keluarga dan teman-temannya untuk memberitakan firman Tuhan yang telah ia pelajari. Setelah dari Arab, Paulus kembali ke Damsyik karena jemaat di Damsyik yang paling mengerti dengan pertobatan Paulus. Jika Paulus pergi ke jemaat yang lain, bisa jadi mereka merasa takut dengan kehadiran Paulus, karena Paulus terkenal sangat jahat di mata orang Kristen. Dia bisa melakukan hal-hal yang kasar, bahkan tidak segan-segan untuk membunuh orang.
Setelah tiga tahun, Paulus baru pergi ke Yerusalem untuk menemui Kefas dan menumpang selama lima belas hari di rumahnya. Pada saat Paulus berada di Yerusalem, dia tidak bertemu dengan para rasul yang lain, kecuali Yakobus yang adalah saudara dari Yesus Kristus. Dari cerita ini, Paulus ingin menjelaskan kepada jemaat di Galatia bahwa Injil yang ia beritakan bukan berasal dari para rasul yang lain, bukan belajar dari para murid Yesus Kristus. Jika Paulus mendengar dan belajar Injil dari para rasul, maka dia tidak akan masuk dalam kategori rasul. Tetapi karena Paulus belajar Injil dari pewahyuan dan penyingkapan langsung dari Tuhan, maka ia adalah rasul atau utusan langsung dari Yesus. Karena itu Yesus langsung memberikan pewahyuan itu kepada Paulus.
Sekarang tidak ada lagi rasul Yesus Kristus, tidak ada lagi orang yang bisa mendapatkan pewahyuan atau penyingkapan langsung dari Yesus Kristus. Kita mengenal Injil dan belajar Injil dari Alkitab, tulisan para rasul, yang menjadi dasar pengajaran Kristen. Rasul Paulus dipanggil oleh Tuhan bukan untuk menjadi saksi tentang apa yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus di dunia, tetapi dia diberi tugas untuk menjelaskan tentang Injil yang benar. Paulus bertugas untuk menjelaskan kebenaran ibadah hakikat. Kita akan bisa belajar dengan jelas mengenai ibadah hakikat, jika kita membaca dengan teliti surat-surat yang ditulis oleh Paulus.
Views: 2