Galatia 4:1-7
Paulus terus memberikan tanggapan dan ajaran kepada orang-orang Galatia, terutama mereka yang sudah mengikuti orang-orang Kristen yang datang dari Yerusalam dan masih memegang teguh pengajaran Yudaisme. Mereka terus mengagung-agungkan hukum Taurat untuk menyaingi Injil Yesus Kristus yang telah disampaikan oleh Paulus sebelumnya. Mereka terus berusaha membawa orang-orang Kristen di Galatia untuk kembali terikat di bawah hukum Taurat itu. Paulus dalam pasal ini mengawali pengajarannya dengan menggunakan perumpamaan seorang anak yang belum akil balig. Melalui perumpamaan ini, Paulus ingin menunjukkan keuntungan dan berkat besar yang saat ini telah dimiliki oleh orang orang Kristen, ternyata jauh melampaui berkat yang didapatkan melalui melakukan hukum Taurat.
Paulus membandingkan bahwa hukum Taurat dan Perjanjian Lama bisa disebut sebagai masa yang gelap dan penuh dengan ikatan. Perjanjian baru atau masa jemaat adalah masa terang dan kemenangan besar yang bisa dinikmati di bawah Injil Yesus Kristus. Sebelum masa akil balig, seorang anak berada di bawah perwalian dan pengawasan yang dilakukan oleh orang tuanya, selama masa akil balig itu tiba. Pada waktu itu anak akan dididik dan dibimbing sedemikian rupa, tetapi tetap saja mereka tidak bisa paham dengan masa-masa itu. Pada saat bangsa Israel berada di bawah hukum Taurat, ternyata mereka tidak memahami sepenuhnya akan kegunaan dan keberadaan hukum Taurat tersebut.
Pada saat orang-orang percaya kepada Yesus, sebenarnya mereka telah menjadi dewasa. Pada saat itulah terang Injil sangat bermanfaat. Jika kita percaya kepada Yesus, maka tidak akan ada lagi ikatan atau perbudakan. Yesus Kristus datang dan lahir dari seorang perempuan yang takluk kepada hukum Taurat. Tetapi Yesus Kristus diutus untuk menebus semua orang yang sudah takluk pada hukum Taurat, supaya bisa diterima menjadi anak. Sebelum Yesus Kristus datang, manusia menyerupai hamba, karena diwajibkan untuk melakukan perintah Tuhan tanpa memahami alasan dibalik perintah tersebut. Kebenaran Injil yang bisa memberikan kemerdekaan kepada manusia.
Yesus yang adalah Tuhan telah menjadi manusia demi kita. Dia adalah Tuhan atas segala makhluk. Dia datang dan rela tunduk serta menjadi hamba. Tujuan Yesus datang ke dunia sebagai manusia adalah untuk menebus orang-orang yang takluk di bawah hukum Taurat, yaitu menyelamatkan kita dari kuk yang berat serta memberikan kelegaan karena mengetahui kebenaran Injil. Ketika kita percaya kepada Yesus, maka kita seharusnya tidak lagi diperlakukan sebagai hamba, tetapi sebagai anak yang sudah tumbuh dewasa, yang telah diberikan kebebasan yang lebih luas serta dilimpahi dengan hak-hak istimewa yang lebih besar dibandingkan dengan saat kita belum akil balig.
Israel adalah anak sulung. Tetapi sekarang, di bawah Injil, maka orang-orang percaya juga diangkat sebagai anak. Ketika kita percaya dan Roh Kudus hadir di dalam hidup kita, maka kita menjadi anak-anak Tuhan. Karena status sudah menjadi anak, maka kita pun akan mendapatkan hak istimewa, yaitu sebagai ahli waris. Warisan yang kita terima bukanlah warisan duniawi, tetapi warisan surgawi. Karena itu, sangat tidak beruntung jika kita ingin kembali kepada hukum Taurat serta mencari pembenaran untuk melakukan hukum itu di dalam hidup kita saat ini.
Views: 3