Perselisihan dan Kekacauan (Jelajah PB 592)

1 Korintus 1:12-20

Yang disebut dengan tubuh Kristus itu satu jemaat lokal, bukan jemaat seluruh dunia. Karena itu di dalam satu tubuh Kristus, tidak boleh terjadi perpecahan. Di dalam jemaat lokal harus sehati sepikir. Tidak akan mungkin jemaat seluruh dunia bisa sehati sepikir dalam pengajaran. Bahkan itu sangat tidak mungkin, ketika kita melihat saat ini kekristenan sendiri terdiri dari berbagai macam pengajaran yang berbeda-beda, termasuk pengajaran hal-hal yang mendasar. Sebagai contoh, mengenai baptisan saja sudah banyak perbedaan. Karena itu mustahil untuk bisa sehati sepikir. Tetapi, jika di dalam jemaat lokal, sangat mungkin untuk bisa sehati sepikir. Itulah yang diinginkan oleh Tuhan terhadap jemaat-Nya.

Dalam satu jemaat lokal, tidak boleh ada dua pikiran. Tidak boleh terjadi pertentangan, karena hanya akan menimbulkan kekacauan. Memang tidak mudah untuk menjadi sehati sepikir, tetapi itulah yang diinginkan oleh Tuhan. Tidak boleh ada perpecahan dan pertentangan di dalam tubuh Yesus Kristus. Jika kita membuat pertentangan di dalam tubuh Yesus Kristus, maka kita bersalah kepada Tuhan. Setelah dalam satu jemaat bisa sehati sepikir, maka antar jemaat lokal bisa saling bersaksi.

Pada saat itu, jemaat di Korintus sedang terjadi perselisihan. Di antara mereka masing-masing berkata: aku dari golongan Paulus; atau aku dari golongan Apolos; atau aku dari golongan Kefas (Petrus); atau aku dari golongan Kristus. Nama-nama yang disebut ini adalah para pemberita Injil yang pernah mengunjungi jemaat di Korintus. Mendengar hal tersebut, sebenarnya Paulus sedih dan juga marah. Jika dibandingkan dengan jemaat yang lain, jemaat di kota Korintus ini memang banyak mengalami masalah. Saat ini jarang atau bahkan tidak ada gereja yang mau menamakan diri sebagai gereja Korintus. Yang banyak dipakai adalah Filadelfia atau Antiokhia.

Disebutkan oleh Paulus nama Krispus, Gayus dan Stefanus, orang yang pertama kali percaya dan dibaptis oleh Paulus (Kis 19). Memang tugas utama dari Paulus adalah memberitakan Injil, bukan membaptis. Karena itu hanya beberapa yang dibaptis oleh Paulus, biasanya adalah orang-orang yang baru pertama kali bertobat di suatu tempat. Setelah itu, yang membaptis adalah Gembala Jemaat yang ditugaskan di tempat tersebut. Paulus melakukan kaderisasi kepada orang-orang yang baru bertobat itu. Paulus memberikan pengajaran kepada mereka. Setelah mereka mengerti, biasanya akan ada orang-orang yang terpanggil untuk menggembalakan jemaat yang baru saja berdiri tersebut. Setelah itu barulah Paulus melanjutkan perjalanannya untuk memberitakan Injil ke tempat lain.

Pemberitaan mengenai salib, jika itu diceritakan dan diberitakan kepada orang yang tidak percaya kepada Yesus, seringkali akan ditertawakan. Pemberitaan Injil sering mengalami tantangan, di masa lalu maupun di hari ini, karena pemberitaan tentang salib seringkali dianggap sebagai sebuah kebodohan. Tetapi bagi kita, bagi orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus dan telah diselamatkan, pemberitaan ini adalah kekuatan Tuhan. Banyak orang yang tidak percaya Yesus kelihatannya pintar dan berhikmat, padahal di hadapan Tuhan mereka terlihat bodoh dan akan dilenyapkan oleh Tuhan.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top