1 Korintus 11:23-34
Paulus meneruskan apa yang dikatakan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus mengenai perjamuan, supaya setiap orang percaya melakukan semuanya itu sebagai peringatan akan Yesus Kristus. Paulus menjelaskan kembali tentang peristiwa dan makna dari perjamuan Tuhan itu. Paulus mengingatkan bahwa pada malam waktu Tuhan Yesus akan diserahkan, Dia mengambil roti dan mengucap syukur. Yesus memecah-mecahkan roti tersebut dan berkata bahwa itu adalah tubuh-Nya yang diserahkan bagi orang-orang percaya. Pada saat ini, orang-orang percaya juga harus melakukan itu sebagai peringatan terhadap Yesus Kristus. Setelah itu Tuhan Yesus mengambil cawan dan berkata bahwa cawan itu sebagai perjanjian baru yang dimateraikan oleh darah Yesus Kristus. Karena itu, orang-orang percaya harus melakukan semuanya itu pada saat minum anggur dari cawan tersebut, juga untuk mengingat akan Yesus Kristus.
Kita saat ini melaksanakan perjamuan Tuhan untuk mengingat akan Tuhan, terutama mengingat akan penyaliban Yesus Kristus untuk pengampunan dosa kita. Itulah tujuan dari perjamuan Tuhan, bukan untuk membuat kita menjadi kudus atau untuk menyembuhkan penyakit atau untuk mendapatkan berkat. Perjamuan Tuhan ini bukan sekedar nama, tetapi ada tujuan yang mau disampaikan di dalamnya. Kita tidak memiliki hak untuk menggantikan nama, misalnya menjadi perjamuan kudus.
Perjamuan Tuhan adalah ibadah simbolik dalam bentuk peringatan. Yang dimakan sudah ditentukan, yaitu roti dan anggur. Yang menentukan adalah Tuhan Yesus sendiri. Artinya, kita pun tidak boleh menggantikan simbol itu dengan yang lain. Jika Tuhan Yesus menyimbolkan tubuh-Nya dengan roti dan darah-Nya dengan anggur, maka itulah yang seharusnya kita gunakan. Roti tidak bisa diganti dengan ubi atau anggur tidak bisa digantikan dengan teh atau roti, karena itu sudah beda makna. Jika memang tidak ada roti dan anggur, maka lebih baik tidak melakukan perjamuan Tuhan, daripada kita melakukannya tetapi tidak sesuai dengan ketetapan yang sudah disampaikan oleh Yesus sendiri. Jangan sampai peristiwa Kain terulang kembali, yang mempersembahkan korban tetapi tidak sesuai dengan simbol yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, yaitu domba dan bukan hasil kebun.
Perjamuan Tuhan ini diperintahkan untuk dilakukan supaya kita mengingat dan memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Kematian Tuhan Yesus perlu diberitakan terus, untuk menyatakan kepada dunia bahwa Ia telah menanggung dosa seisi dunia. Barangsiapa percaya kepada-Nya maka semua dosanya dihitung sudah diselesaikan, sudah dijatuhi hukuman.
Jika ada yang tidak layak melaksanakan perjamuan Tuhan ini, maka ia berdosa kepada Tuhan karena telah menghina perjamuan yang telah dikhususkan untuk Tuhan. Setiap orang perlu memeriksa hati sebelum ikut dalam perjamuan Tuhan. Jika ada yang mengikuti perjamuan Tuhan tanpa mengakui Tuhan, maka ia akan mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri. Tetapi kalau Tuhan mengizinkan hukuman itu terjadi pada kita, bukan karena kita menyalahgunakan perjamuan Tuhan, maka kita sedang berada dalam didikan Tuhan. Hal itu terjadi supaya nantinya kita tidak dihukum bersama-sama dengan dunia ini. Firman Tuhan diberikan kepada kita supaya ada petunjuk. Lebih baik kita mengikuti apa yang telah disampaikan di dalam firman Tuhan, sehingga kehidupan bergereja kita menjadi lebih teratur.
Views: 4