Kisah Para Rasul 26:24-32
Pada saat Tuhan Yesus hadir di dunia, bangsa Yahudi dalam kondisi sedang terjajah. Mereka juga mengharapkan datangnya Mesias, tetapi dalam bayangan mereka, Mesias yang dijanjikan itu akan menyelamatkan mereka dari penjajahan yang sedang terjadi. Karena itulah, ketika Tuhan Yesus memberi makan kepada lima ribu orang, orang-orang Yahudi sangat senang dan ingin mengangkat Yesus menjadi raja mereka. Tetapi, tidak banyak yang bisa memahami akan datangnya Mesias yang menderita. Karena itulah, sampai hari ini masih ada orang yang benci kepada salib. Mereka tidak mengerti arti salib. Salib adalah bentuk dari penyelesaian dan penghukuman dosa manusia di dunia ini. Itu adalah satu-satunya jalan yang diberikan oleh Tuhan, supaya manusia bisa diselamatkan.
Pada saat Paulus memberi kesaksian tersebut, Festus dengan suara keras berkata: “Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.” Sepertinya Festus sudah tidak tahan lagi. Mungkin dia merasa tersindir dengan semua perkataan Paulus. Dia mungkin tidak tahan karena mendengar bahwa dia pun harus bertobat dan percaya kepada Yesus juga. Memang, pasien yang tidak sadar bahwa dirinya sakit adalah orang gila. Sebenarnya, Festuslah yang gila. Dia sedang tidak mengerti bahwa dirinya adalah orang berdosa yang akan segera masuk ke neraka. Dia tidak mengerti bahwa dirinya sedang sakit secara rohani.
Kita juga melihat bahwa hari-hari ini banyak orang yang seperti itu, tidak sadar bahwa dirinya berdosa. Siang malam mereka bekerja untuk mencari uang dan tidak menyadari tentang kehidupan ini. Mereka tidak tahu dilahirkan ke dunia dan hidup untuk apa. Jika kita dilahirkan hanya untuk masuk ke neraka, lebih baik tidak dilahirkan. Hal itu seperti perkataan Yesus tentang Yudas. Lebih baik Yudas Iskariot tidak dilahirkan (Matius 26:24). Bukan hanya Yudas, tetapi untuk siapa saja. Hari ini banyak orang merayakan ulang tahun dengan gembira, tetapi tidak sadar bahwa mereka sedang mendekati maut. Yang berbahagia adalah orang percaya yang merayakan ulang tahunnya, karena mereka tahu mereka semakin dekat dengan kekekalan.
Jika hari ini kita bersaksi tentang Yesus Kristus, maka kesaksian kita harus disertai dengan pikiran yang sehat. Jika kita membaca Alkitab, maka kita bisa menyimpulkan bahwa kekristenan adalah pengajaran yang paling logis di dunia ini, tidak ada yang lain. Karena itu, kita bisa membela pengajaran dengan argumentasi yang masuk akal.
Peristiwa penyaliban Yesus terjadi di Yerusalem (kota pusat orang-orang Yahudi), bukan terjadi di kota terpencil. Bisa dipastikan bahwa raja Agripa pun tahu peristiwa tersebut. Raja Agripa sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan Paulus. Seharusnya raja Agripa juga percaya dengan semua perkataan para nabi. Dalam hatinya, sebenarnya Agripa membenarkan semua yang telah dikatakan oleh Paulus. Karena itulah dia berkata, “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!”
Paulus melanjutkan perkataannya bahwa dia mau berdoa kepada Tuhan, supaya bukan hanya raja Agripa saja yang mau mendengar perkataan Paulus, tetapi juga untuk semua orang yang telah hadir di situ. Paulus berharap mereka semua menjadi percaya kepada Yesus. Orang-orang menyimpulkan bahwa Paulus memang tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau penjara. Tetapi inilah jalan Tuhan supaya Paulus bisa pergi ke Roma dengan pengawalan militer.
Views: 15