Kisah Para Rasul 2:41-47
Orang-orang yang mendengarkan khotbah Petrus serta menerimanya, mereka memberi diri untuk dibaptis. Pada hari itu, jumlah orang-orang yang percaya kepada Yesus bertambah menjadi sekitar tiga ribu jiwa. Sebelumnya sudah ada sekitar seratus dua puluh orang yang percaya kepada Yesus, sejak Yohanes Pembaptis tampil. Jemaat mula-mula yang berjumlah seratus dua puluh orang telah dididik secara langsung oleh Tuhan Yesus selama sekitar tiga setengah tahun. Sebelum Tuhan Yesus kembali ke sorga, tugas penggembalaan diserahkan kepada Petrus. Pembaptisan atas tiga ribu orang dalam sehari mungkin saja terjadi, karena bisa dibagikan kepada seratus dua puluh orang yang sebelumnya telah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Satu orang bisa membaptis sekitar dua puluh lima orang.
Jemaat mula-mula ini sangat setia. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Pada waktu itu pengajaran para rasul masih lisan, belum ditulis seperti sekarang ini. Pada waktu itu, para rasul menjadi standar kebenaran. Apa yang mereka sampaikan adalah firman yang diilhamkan oleh Roh Kudus. Para rasul juga menjadi saksi atas semua yang telah diperbuat oleh Yesus Kristus. Para rasul menjadi standar pengajaran di Perjanjian Baru. Melalu para rasul, Tuhan menetapkan semua peraturan di Perjanjian Baru yang akan digunakan untuk penginjilan dan pembentukan jemaat selanjutnya.
Pada waktu itu para rasul sangat berkuasa. Jika jemaat mula-mula tidak patuh kepada para rasul, maka bisa dipastikan hari ini tidak akan ada kekristenan. Para rasul selalu mengajar jemaat mula-mula, mereka berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Mereka sering mengadakan Perjamuan Tuhan, sebagai ucapan syukur dan bentuk peringatan mereka akan pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib.
Para rasul juga diberi kuasa untuk mengadakan mujizat dan tanda-tanda. Di dalam 2 Korintus 12:12, mujizat dan tanda hanya diberikan kepada rasul, sebagai bukti bahwa mereka adalah rasul Yesus Kristus. Artinya, yang bukan rasul tidak diberi karunia untuk mengadakan mujizat. Para rasul diberi kuasa untuk melakukan mujizat, karena pada waktu itu Tuhan sedang menjunjung tinggi posisi para rasul. Jika orang Kristen mula-mula tidak ada yang mendengarkan para rasul, maka kekristenan tidak akan pernah ada sampai hari ini. Orang Kristen hari ini tidak perlu kuasa tersebut, karena kita bisa memberitakan Injil dengan menggunakan dasar Alkitab, dari kesaksian para nabi dan rasul. Jika orang tidak mau mendengar Injil yang kita beritakan, mereka sedang tidak percaya kepada kesaksian dan pengajaran para rasul. Di akhir zaman, orang-orang yang mengadakan mujizat adalah rasul atau nabi palsu.
Pada waktu itu, segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Hal itu terjadi karena pada waktu itu, setiap orang yang menjadi Kristen, harta bendanya akan dirampas. Lebih baik mereka menjual semua harta miliknya dan membagi-bagikan untuk pekabaran Injil. Biasanya uang hasil penjualan itu dibawa kepada rasul. Ini akan terjadi secara otomatis ketika penganiayaan datang. Hari ini, hal yang seperti itu mungkin tidak terjadi lagi. Mereka sedang menikmati kasih mula-mula. Mereka hidup bersukacita dan sehati di bawah pimpinan para rasul, yang dipimpin oleh Petrus. Seperti itulah situasi dan kondisi pemberitaan Injil dan kehidupan jemaat mula-mula yang terjadi di kota Yerusalem.
Views: 145