Kisah Para Rasul 26:12-16
Rasul Paulus dulu adalah seorang Farisi yang sangat keras. Dia telah melakukan hal-hal yang anarkis, menangkap orang-orang Kristen, memasukkan ke dalam penjara dan menyiksa mereka. Dia penuh dengan keyakinan, memegang teguh kepercayaan Yudaismenya. Dalam kondisi yang seperti itu, ditambah lagi dengan kuasa penuh dan tugas dari para imam kepala, di menuju ke Damsyik. Di tengah perjalanan, hampir sampai di Damsyik, Paulus melihat cahaya yang lebih terang dari cahaya matahari. Peristiwa itu terjadi di siang hari, bukan di waktu malam. Cahaya itu turun dari langit dan meliputi Paulus beserta dengan teman-teman seperjalanannya. Mereka semua rebah ke tanah dan Paulus mendengar suara yang mengatakan bahwa Saulus telah menganiaya Dia. Suara itu berkata-kata dalam bahasa Ibrani. Pada waktu itu Tuhan memang hanya ingin berbicara kepada Paulus, bukan kepada orang-orang lain yang seperjalanan dengan dia.
Saat itu Paulus sukar untuk bereaksi atau melawan (galah rangsang). Di dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini, galah rangsang diartikan: Paulus akan merasa sakit sendiri, kalau dia terus melawan Tuhan. Peristiwa ini adalah peristiwa di luar akal manusia, peristiwa supranatural. Ada cahaya yang terangnya melebihi terang matahari, mereka diliputi terang itu dan tidak bisa berbuat apa-apa, lalu ada suara yang terdengar. Tidak ada kekuatan manusia yang bisa melakukan hal tersebut. Karena itulah, Paulus menjawab suara itu dengan berkata: “Siapa Engkau, Tuhan?” Suara itu menjawab bahwa Dialah Yesus, yang telah dianiaya oleh Paulus.
Menganiaya orang Kristen, menganiaya jemaat Tuhan sama artinya dengan menganiaya Tuhan Yesus. Orang Kristen yang berkumpul menjadi jemaat, jemaat itu adalah tubuh Yesus Kristus. Orang Kristen tidak diperbolehkan untuk menganiaya orang lain, sekalipun orang tersebut tidak percaya kepada Yesus ataupun mereka pengajar sesat. Memang tercatat dalam sejarah, ada saja orang-orang Kristen yang menganiaya orang lain. Orang-orang tersebut perlu diragukan kekristenannya. Jika mereka benar-benar orang Kristen yang lahir baru, maka mereka tidak akan menganiaya orang lain, apapun alasannya.
Tuhan menampakkan diri kepada Paulus dan menetapkannya untuk menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu Yesus Kristus. Di beberapa surat yang ditulisnya, Paulus dengan tegas memperkenalkan diri sebagai rasul (utusan) Yesus Kristus. Paulus tidak belajar teologi dari Petrus, Yohanes atau rasul-rasul yang lain. Dia belajar langsung dan mendapatkan wahyu secara langsung dari Yesus Kristus. Paulus tidak diutus oleh jemaat Yerusalem atau jemaat yang lain. Dia langsung ditemui dan diutus oleh Yesus Kristus sendiri.
Di dalam 1 Korintus 15:8 dikatakan bahwa yang paling terakhir dari semuanya, Yesus menampakkan diri kepada Paulus. Hari ini, jika ada orang berkata bahwa mereka ditemui oleh Yesus Kristus, maka bisa dipastikan bahwa itu bukan Yesus Kristus yang tertulis di dalam Alkitab. Hari ini, tidak ada seorang pun yang tahu wajah Yesus yang sebenarnya. Jika yang datang hanyalah terang atau cahaya, maka berhati-hatilah karena Iblis pun bisa menyamar sebagai malaikat terang. Siapapun dia, sehebat apapun dia, jika dia mengatakan bahwa hari ini dia bertemu dengan Yesus Kristus di suatu tempat, maka dia adalah pembohong besar. Semuanya akan kembali kepada kita, mau percaya dengan apa yang dikatakan oleh rasul Paulus atau percaya dengan orang yang mengaku-ngaku melihat Yesus.
Views: 9