Bertobat dan Memberi Diri Dibaptis (Jelajah PB 400)

Kisah Para Rasul 2:37-40

Orang-orang yang mendengar khotbah Petrus menjadi sangat terharu. Mereka bertanya, apa yang harus mereka perbuat? Tidak ada hal penting yang perlu dilakukan lagi, selain bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Orang yang bertobat pasti akan percaya kepada Yesus, meskipun di ayat tersebut tidak dikatakan tentang percaya kepada Yesus Kristus. Orang-orang yang bertobat harus percaya kepada Yesus Kristus, Sang Mesias, Sang Juruselamat, yang telah menggantikan mereka dihukumkan di atas kayu salib. Petrus memberi jawab kepada mereka supaya mereka juga memberi diri dibaptis di dalam nama Yesus Kristus. Apakah hanya dibaptis dalam nama Yesus Kristus saja? Dalam hal ini kita harus kembali kepada Matius 28, yaitu ketika Tuhan Yesus memerintahkan untuk membaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Memberi diri untuk dibaptis adalah ungkapan yang sangat penting. Baptisan tidak boleh dilakukan karena paksaan. Baptisan juga tidak bisa dilaksanakan kepada bayi, karena bayi pasti tidak akan pernah bisa memberi diri dibaptis. Orang yang akan dibaptis haruslah orang yang sudah bisa mengambil keputusan dan tanggung jawab atas dirinya sendiri. Bukan orang lain yang mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.

Pada waktu seseorang bertobat dan percaya kepada Yesus, dia akan segera menerima Roh Kudus dalam hatinya. Itu juga yang dikatakan di dalam Efesus 1:13, “Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimateraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Sebelum Petrus berkhotbah, terjadi pencurahan Roh Kudus di Yerusalem. Setelah hari itu, tidak ada lagi peristiwa yang sama yang terjadi di Yerusalem. Jika dikemudian hari ada orang-orang di Yerusalem yang bertobat dan percaya Yesus, maka mereka akan secara langsung menerima Roh Kudus di dalam hatinya. Peristiwa itu tidak akan dahsyat, seperti yang sebelumnya pernah terjadi di Yerusalem. Peristiwa dahsyat yang menyertai pencurahan Roh Kudus itu hanya satu kali terjadi di Yerusalem, tidak terjadi secara berulang-ulang.

Hari turunnya Roh Kudus di Yerusalem yang bersamaan dengan hari Pentakosta itu adalah peresmian atau tanda atau bukti bahwa sejak saat itu Roh Kuduslah yang bertugas untuk melayani di bumi ini, karena Tuhan Yesus sudah kembali ke sorga. Sebelumnya, orang-orang Yahudi telah menghujat Yesus dengan cara menyalibkan-Nya. Dosa hujatan kepada Yesus Kristus masih diampuni. Tetapi ketika Roh Kudus turun ke dunia, menggantikan pelayanan Yesus Kristus, ternyata mereka tetap tidak percaya dan bahkan menghujat Roh Kudus, maka tidak ada jalan lagi untuk mereka mendapatkan keselamatan.

Janji yang telah disampaikan oleh nabi Yoel dan Yehezkiel adalah untuk orang-orang Yahudi pada saat itu, serta untuk kita juga yang di dalam Alkitab disebut sebagai “orang yang masih jauh.” Kita dipanggil oleh Tuhan melalui pemberitaan Injil. Para pemberita Injil pergi dan menyebar ke seluruh bumi untuk memberitakan kabar keselamatan ini kepada bangsa-bangsa. Petrus terus memberikan kesaksian tentang Tuhan Yesus Kristus. Petrus juga mengecam dan menasihati orang banyak itu, supaya mereka bertobat dan memberi diri untuk diselamatkan. Bahkan Petrus menyebut mereka sebagai angkatan yang jahat. Tuhan tidak pernah memaksa orang untuk percaya kepada-Nya, tetapi Dia menghargai kehendak bebas manusia, supaya mereka menentukan dengan keputusan diri sendiri, mau memberi diri percaya kepada Tuhan atau tidak.

Views: 30

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top