Pada saat itu menjelang hari raya Paskah. Tuhan Yesus tahu bahwa saat penyaliban-Nya telah tiba. Tuhan Yesus tidak pernah melakukan segala sesuatu dengan setengah-setengah. Apa yang sudah dimulai-Nya, akan diselesaikan dengan baik. Sejak awal Tuhan Yesus mengasihi para murid, sampai kesudahannya pun Dia mengasihi para murid. Tentu saja Yesus sangat mengasihi Yudas Iskariot. Tetapi Yudas Iskariot membawa dirinya sendiri tidak layak untuk dikasihi. Saat ini juga, siapapun kita, Tuhan Yesus sangat mengasihi kita. Seberapa banyak dosa dan pelanggaran yang telah kita lakukan selama ini, Tuhan Yesus tetap mengasihi kita. Ia datang ke dunia justru karena dosa kita. Dosa yang ada pada kita tidak bisa diselesaikan oleh diri sendiri, tidak juga bisa diselesaikan dengan bantuan orang lain yang sama-sama berdosa. Dosa yang ada pada kita hanya bisa diselesaikan dengan penghukuman. Karena itulah Yesus datang ke dunia. Dia mau menolong kita semua untuk menyelesaikan hukuman yang seharusnya kita tanggung. Dia datang untuk dihukumkan di atas kayu salib menggantikan kita.
Pada saat itu Yesus sedang makan bersama para murid, ketika Iblis membisikkan rencana jahat dalam hati Yudas Iskariot, yaitu untuk mengkhianati Yesus. Banyak orang yang telah mendengarkan pengajaran firman Tuhan seperti Yudas Iskariot, tetapi firman tersebut tidak masuk ke dalam pikiran dan hatinya. Justru seringkali orang menjadi marah pada saat mendengar firman yang menyinggungnya. Jika di dalam hati kita timbul sesuatu yang jahat, ada kemarahan yang tidak terkendali atau ada kepahitan sehingga ingin mencelakai orang lain, itu pasti bukan dari Tuhan. Itu semua datangnya dari Iblis.
Pada saat itulah Yesus mulai membasuh kaki para murid. Tidak dicatat siapa murid pertama kali yang dibasuh kakinya oleh Yesus. Sampai pada Petrus, terjadi percakapan yang menarik antara Petrus dengan Yesus. Petrus memiliki karakteristik yang berbeda dibanding dengan murid-murid lain. Dia ingin semua yang ada padanya kelihatan hebat. Dia juga yang sudah mengakui bahwa Yesus adalah Mesias. Dia juga pasti terheran-heran melihat Sang Mesias (Sang Pencipta) membawa air dan kain lap yang dipakai untuk membasuh kaki para murid. Jika Petrus tidak menerima untuk kakinya dibasuh, maka dia tidak mendapat bagian dalam Yesus, tidak menerima semua didikan Yesus secara lengkap. Yesus sedang memberikan contoh kepada para murid bagaimana untuk merendahkan hati. Membasuh kaki adalah sebuah ungkapan atau ekspresi dari kerendahan hati.
Di bagian selanjutnya Tuhan Yesus dengan terus terang menyatakan bahwa Dia adalah Guru dan Tuhan. Seseorang yang sangat penting dan berkuasa atas seluruh bumi ini memberikan teladan untuk rendah hati. Jika Yesus sudah melakukan itu semua, maka para murid juga harus melakukan hal yang sama. Sebenarnya yang Tuhan Yesus sampaikan adalah soal kerendahan hati, bukan soal tata cara pembasuhan kaki. Kerendahan hati bisa diekspresikan dengan berbagai macam cara.
Sebelum seseorang menerima kebenaran atau menerima Yesus sebagai Tuhan, kerendahan hati sangat diperlukan. Orang yang sombong atau merasa pintar dan merasa tahu, tidak akan bisa dengan mudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Yesus berkata, “Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus (Yesus), ia menerima Aku (Bapa), dan barangsiapa menerima Aku (Yesus), ia menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku (Yesus).”
Views: 28