Jelajah PB 49 (Matius 17:14-21)

Ketika Yesus, Petrus, Yohanes dan Yakobus ada di atas bukit, di bawah bukit sudah banyak orang yang menantikan Yesus. Rupanya ada seorang bapak yang membawa anak yang menderita sakit ayan. Pada zaman Yesus, Iblis bekerja sangat aktif sehingga banyak orang dirasukinya. Banyak juga penyakit yang didatangkan oleh Iblis. Tetapi sekarang, sesudah Iblis dikalahkan, setelah penyaliban Yesus Kristus, Iblis tidak bisa sembarangan merasuki orang. Saat ini, penyakit ayan sudah tidak lagi disebabkan oleh Iblis. Sakit ayan saat ini sudah bisa disembuhkan melalui operasi.

Pada saat itu seringkali Iblis mendatangkan sakit penyakit yang membuat penderitanya tidak bisa sadar diri. Saat ini, orang dirasuki Iblis jika orang tersebut menghendakinya. Di dalam Markus 9:14-29, ceritera tentang hal ini lebih panjang.

Sesudah peristiwa penyembuhan anak ini, murid-murid Yesus datang kepada-Nya. Mereka bertanya karena heran, mereka tidak berhasil menyembuhkan anak tersebut. Mereka tidak berhasil mengusir Iblis dari dalam tubuh anak tersebut. Yesus menjawab mereka di ayat 20, yaitu karena mereka kurang percaya. Bukan kurang percaya karena akan menyembuhkan anak tersebut, tetapi ternyata para murid justru kurang percaya kepada Yesus. Mengapa mereka kurang percaya kepada Yesus? Padahal mereka sudah melihat segala sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus dan mereka sudah bersama-sama sekian lama. Ternyata mereka tidak percaya dengan segenap hati bahwa Yesus adalah sang Juruselamat yang akan datang. Hal ini terjadi mungkin karena Yesus sudah menceriterakan apa yang akan terjadi terhadap diri Yesus. Yesus pernah berkata bahwa Anak Manusia akan menderita karena ulah orang-orang Yahudi. Yesus sudah dua kali memberitahukan kepada mereka bahwa Yesus harus pergi ke Yerusalem dan di sana Ia akan ditangkap dan menderita sampai mati.

Murid-murid Yesus sepertinya belum memahami seluruh nubuatan tentang Mesias di kitab Perjanjian Lama. Mereka tidak mengerti tentang hal itu. Murid-murid percaya Yesus adalah Mesias ketika Yesus memperlihatkan mujizat-mujizat. Tetapi, ketika Yesus memberitahukan tentang penderitaan-Nya yang akan datang, murid-murid menjadi ragu kembali tentang ke-Mesias-an Yesus Kristus.

Hal itu hampir sama dengan kondisi orang Kristen pada saat ini. Apalagi jika orang Kristen tersebut selama masa pertumbuhan rohaninya hanya mengandalkan mujizat. Sesungguhnya mujizat tidak akan membuat iman seseorang menjadi teguh. Hal tersebut sudah terbukti di segala zaman, orang yang datang kepada Yesus karena mujizat, maka iman orang itu tidak akan bertumbuh dengan benar. Mereka hanya datang kepada Tuhan dengan mengharapkan berkat secara jasmani (kesembuhan dari penyakit) dan mengharapkan berkat materi (makanan). Mereka juga hanya datang karena keinginan perkara duniawi (contohnya murid Yesus yang berebutan tentang siapa yang terbesar di dalam kerajaan Sorga).

Jika kita seperti itu, kita tidak akan bisa memahami Yesus Kristus dengan sepenuh-penuhnya. Kita tidak akan bisa mengerti kebenaran dengan sebaik-baiknya. Sekitar 700 tahun sebelum Yesus Kristus disalibkan, Yesaya sudah menubuatkan tentang hal tersebut. Lebih lengkapnya, silahkan membaca Yesaya 53:1-7.

Jika para murid sungguh-sungguh percaya tentang ke-Mesias-an Yesus, sebenarnya mereka akan bisa melihat perkara-perkara yang lebih ajaib lagi. Itu yang dimaksud oleh Yesus di ayat 20. Hal itu bisa terjadi, karena Tuhan yang menciptakan gunung itu sedang ada di hadapan mereka. Asalkan mereka mau percaya kepada ke-Mesias-an Yesus dengan sungguh-sungguh.

Ayat 21 tidak boleh disalahartikan. Kita tidak harus berdoa dan berpuasa untuk memindahkan gunung. Sekarang kita tidak diberi kuasa untuk melakukan mujizat. Nubuatan para nabi di Perjanjian Lama mengatakan, jika Mesias itu hadir, Dialah yang akan melakukan mujizat. Yesus menyuruh para murid untuk berdoa dan berpuasa, sebagai bukti bahwa mereka sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. Berdoa dan berpuasa adalah salah satu bentuk keseriusan mereka untuk sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan.

Views: 11

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top