Malapetaka Belum Berhenti (Jelajah PB 1080)

Wahyu 9:11-18

Kitab Wahyu memberitahukan hal-hal yang akan terjadi di depan kita, supaya kita bisa membacanya dengan bijak. Hal ini akan memengaruhi keputusan kita, mau percaya kepada Yesus atau tidak. Jika kita percaya kepada Yesus Kristus, maka kita akan diselamatkan dari peristiwa-peristiwa yang mengerikan ini. Tetapi kalau kita tidak percaya kepada Yesus Kristus, maka kita akan berhadapan dengan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, yang telah dicatat di dalam kitab Wahyu ini.

Raja yang memerintah binatang ajaib itu ialah malaikat jurang maut. Nama raja itu disebut dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion. Dia disebut juga sebagai penghancur atau pembinasa. Sebelum meterai dibuka, ia memang tidak bisa berbuat apa-apa. Sebelum sangkakala dibunyikan, dia tidak akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan penghancuran.

Sejak zaman para rasul, kedurhakaan itu sudah bekerja sedemikian rupa, tetapi masih ada yang menahannya, sehingga tidak bisa aktif melakukan penghancuran. Iblis sebenarnya sudah tidak sabar lagi untuk menghancurkan dunia ini. Tetapi Iblis dan pembinasa itu masih dihalangi oleh jemaat Tuhan yang saat ini masih berdiri, menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran di bumi ini. Itulah tubuh Tuhan Yesus yang memiliki kekuasaan lebih dari si jahat. Ketika jemaat itu sudah diangkat, meterai dibuka dan sangkakala dibunyikan, maka tidak ada penghalang lagi bagi si pendurhaka membinasakan bumi ini.

Celaka yang pertama sudah lewat, sekarang akan menyusul dua celaka lagi. Selanjutnya malaikat keenam meniup sangkakalanya dan Yohanes mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang ada di hadapan Tuhan. Suara itu berkata kepada malaikat keenam yang memegang sangkakala itu: “Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu.” Saat ini, sungai Efrat berada di kawasan Irak.

Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia. Jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda. Sepertiga umat manusia itu sangat banyak. Senjata nuklir atau senjata kimia bisa dengan mudah membunuh sepertiga umat manusia itu. Kita bisa mengingat peristiwa pandemi Covid yang bisa membuat manusia kacau dalam berbagai bidang, serta merenggut nyawa banyak manusia dalam waktu yang relatif singkat.

Yohanes dalam penglihatannya bisa melihat kuda-kuda itu dan orang-orang yang menungganginya. Mereka memakai baju zirah dengan warna merah api, biru dan kuning belerang. Kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa dan dari mulutnya keluar api dan asap dan belerang. Tidak diberitahu binatang ini keluar dari mana. Mungkin ini bukan binatang yang sebenarnya. Bisa jadi ini adalah mobil-mobil bersenjata seperti tank, yang bisa mengeluarkan tembakan-tembakan api.

Oleh ketiga malapetaka ini, terbunuhlah sepertiga dari umat manusia, yaitu oleh api dan asap dan belerang yang keluar dari mulut binatang tersebut. Kemungkinan besar, manusia yang masih hidup tidak akan sempat untuk menguburkan manusia-manusia yang telah mati ini. Seperti peristiwa peperangan yang sangat dahsyat dan mengerikan.

Views: 21

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top