Sudut Pandang Tuhan (Jelajah PL 520)

Bilangan 14:5-10

Musa dan Harun, mendapatkan serangan dan sungut-sungut dari bangsa Israel. Musa dan Harun tidak tahan lagi, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa. Musa dan Harun hanya bisa sujud di depan mata seluruh jemaah Israel yang sedang berkumpul itu. Terkadang kita juga mengalami hal yang sama, menghadapi orang-orang tertentu dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ada orang-orang yang senang sekali menyerang pemimpin umat, bahkan menyerang kekristenan. Pada saat seperti itu, ada saatnya kita tidak bisa melakukan apa-apa, selain sujud seperti Musa dan Harun.

Di tengah-tengah ketidakpercayaan dan sungut-sungut orang Israel ini, ternyata tetap ada campur tangan Tuhan. Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, dua di antara dua belas pengintai, yang memberikan laporan baik. Tetapi mereka minoritas. Kedua orang ini mengoyakkan pakaiannya. Mereka berdua merasa tidak percaya, karena bangsa Israel justru tidak mau mendengar informasi yang benar, sesuai dengan janji Tuhan.

Kedua orang pengintai ini beriman sungguh-sungguh kepada Tuhan dan percaya dengan janji Tuhan. Terkadang, orang yang beriman merasa heran terhadap orang-orang yang tidak mau beriman kepada Tuhan. Orang yang menolak kebenaran dan menolak terang dari firman Tuhan, akan terus berjalan menuju kegelapan. Orang itu akan susah menangkap kebenaran yang disampaikan melalui firman Tuhan. Mereka akan cenderung mengkritisi firman Tuhan secara negatif.

Jika kita bisa menerima terang yang kecil, maka Tuhan akan memberikan terang yang lebih besar serta berkelanjutan. Tetapi ketika kita menolak terang, maka jalan kita juga akan semakin gelap. Yosua dan Kaleb berkata, “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.” Mereka sebenarnya ingin mengingatkan bangsa Israel bahwa firman dan janji Tuhan telah dibuktikan. Sebelumnya Tuhan berjanji akan membawa bangsa Israel masuk ke dalam negeri yang baik. Bukan hanya dua orang itu yang melihat bukti itu, tetapi semua pengintai telah melihat bukti nyata itu.

Yosua dan Kaleb memiliki pandangan yang sangat positif terhadap tanah Kanaan, karena mereka melihat dari sudut pandang Tuhan. Karena itu, di ayat 8 mereka berkata, “Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.”

Di dalam kehidupan ini, seharusnya kita memperhitungkan Tuhan dalam segala sesuatu, belajar untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang Tuhan. Pertimbangan dan rencana kita, seharusnya mengutamakan Tuhan di dalamnya. Jangan sampai kita menjalani kehidupan ini tanpa Tuhan. Jangan sampai Tuhan dijadikan sebagai pelengkap atau pembantu. Kita harus belajar supaya Tuhan menjadi pusat di dalam hidup kita.

Ketika kita tidak mengandalkan Tuhan, maka ketika ada tantangan besar menghadang kita, maka kita akan kehilangan Tuhan. Seperti Petrus yang fokus pada ombak dan pergerakan air, dia mulai tenggelam. Saat Petrus fokus pada Tuhan, ia bisa berjalan di atas air. Anehnya, orang Israel justru tidak mau mendengar perkataan Yosua dan Kaleb ini. Mereka malah ingin melontari Yosua dan Kaleb dengan batu.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top