Bilangan 16:36-41
Tuhan memberi perintah kepada Eleazar, anak dari imam Harun untuk mengangkat perbaraan-perbaraan dari antara kebakaran yang menimpa Korah dan kedua ratus lima puluh orang pengikutnya. Api perbaraan itu dihamburkan jauh-jauh, karena semua itu kudus. Perbaraan itu disebut kudus karena orang-orang berdosa telah membayar nyawanya. Semua sisanya ditempa tipis-tipis menjadi salut mezbah. Semua itu dijadikan sebagai tanda atau peringatan kepada seluruh bangsa Israel bahwa tidak semua imam atau orang biasa bisa membawa perbaraan itu di hadapan Tuhan.
Dosa orang-orang yang memberontak kepada Tuhan itu sudah ditebus dengan nyawa mereka sendiri. Meskipun sudah ada tanda atau peringatan seperti itu, ketika kita membaca Alkitab secara keseluruhan, ada lagi orang-orang yang mencoba untuk mempersembahkan perbaraan kembali kepada Tuhan, meskipun mereka tidak layak untuk melakukannya. Misalnya, Saul pernah melakukan hal yang sama. Raja Uzia juga pernah melakukan hal yang sama. Saul akhirnya ditolak oleh Tuhan menjadi raja dan Uzia mendapatkan penyakit kusta.
Dari peristiwa ini, kita diingatkan untuk tidak memberontak kepada Tuhan. Kita harus mengusahakan diri berlaku setia kepada Tuhan. Untuk sampai kepada kesetiaan itu, kita harus terus melakukan firman Tuhan, supaya tahu dan mengerti kehendak Tuhan.
Ketika mendapatkan peringatan seperti ini, seharusnya, sebagai orang yang memiliki akal sehat, bisa segera bertobat kepada Tuhan. Tetapi ternyata bangsa Israel tidaklah demikian. Apa yang mereka lakukan justru memperlihatkan kebebalan mereka. Ternyata, orang-orang seperti ini memang ada di dunia. Di ayat 41 dijelaskan bahwa keesokan harinya, segenap umat Israel justru bersungut-sungut kepada Musa dan Harun. Mereka tidak terima dengan semua hukuman yang diberikan oleh Tuhan. Ini merupakan kebebalan manusia tingkat tinggi.
Sebenarnya, Tuhan mengizinkan penghukuman terjadi atas manusia di dunia ini, supaya manusia disadarkan dengan kesalahannya. Di dalam Ibrani 12:8-10 dikatakan, “Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidika kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.”
Ketika Tuhan menghukum seseorang atau komunitas atau bangsa, semuanya itu adalah untuk kebaikan, jika orang-orang tersebut sudah diselamatkan. Jika kita sudah percaya, jika mendapatkan hajaran atau hukuman dari Tuhan, maka semua itu adalah hukuman seorang bapa kepada anaknya. Seharusnya kita berbahagia, karena kita tidak akan mendapatkan hajaran seperti orang luar. Hajaran ini lebih bersifat pendisiplinan, bukan hukuman kekal. Bangsa Israel tidak mau sadar, tetapi justru menyalahkan Tuhan dan pemimpinnya.
Views: 21