Bilangan 23:15-30
Di puncak gunung Pisga ini juga tidak sesuai dengan keinginan Balak. Bahkan lebih buruk bagi Balak, daripada yang sebelumnya. Bahkan Tuhan sengaja berbicara kepada Balak melalui Bileam: “Bangunlah, hai Balak, dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor.” Tuhan dengan perantaraan Bileam, menegur Balak. Tuhan menegaskan bahwa Dia bukan manusia yang menginginkan harta Balak.
Tuhan tidak mau mengubah keputusan-Nya. Jika Tuhan sudah memberkati, maka Ia tidak akan mau membalikkannya. Karena itu, memang lebih baik kita mengambil sisi sebagai orang beriman. Lebih baik kita berserah kepada Tuhan, karena tidak akan mungkin menang melawan Tuhan. Lebih baik kita diberkati oleh Tuhan daripada diberkati oleh manusia. Manusia bisa berubah pikiran dengan sangat cepat dan mudah. Terhormat di mata Tuhan jauh lebih baik daripada terhormat di mata manusia.
Setelah itu, Bileam kembali mengucapkan berkat bagi Israel: Tidak ada kepincangan dan kesukaran di antara orang Israel. Tuhan telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir. Balak tahu tentang hal ini, karena itu ia ketakutan dan ingin supaya bisa mengalahkan Israel. Tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub dan tidak ada tenungan yang mempan terhadap Israel. Sihir yang banyak dilakukan oleh orang-orang zaman dulu dan sekarang, semuanya menggunakan kekuatan roh jahat. Tuhan tidak ingin manusia berurusan dengan sihir dan roh jahat.
Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, tidak akan bisa terkena sihir. Roh jahat tidak berkuasa atas orang Kristen. Di dalam diri orang Kristen ada Roh Kudus yang lebih berkuasa dibandingkan dengan roh jahat. Roh jahat tidak bisa menjamah atau merasuki orang Kristen, tanpa izin dari Tuhan. Orang-orang Kristen yang mengaku diri sebagai Kristen tetapi tidak pernah bertobat, orang-orang seperti ini bisa saja kena sihir.
Bangsa Israel digambarkan seperti singa betina yang bangkit dan singa jantan yang berdiri tegak. Mendengar semua itu, Balak menjadi marah karena berkat yang kedua ini lebih kuat dibandingkan dengan berkat pertama. Balak berkata kepada Bileam: “Jika sekali-kali tidak mau engkau menyerapah orang Israel itu, janganlah sekali-kali memberkatinya.” Tetapi Bileam tidak bisa melakukan apa-apa. Ia hanya bisa berkata: “Bukankah telah kukatakan kepadamu, segala yang akan difirmankan Tuhan, itulah yang akan kulakukan.”
Dalam kemarahannya, ternyata Balak tidak putus asa. Dia tetap menginginkan bangsa Israel dikutuk oleh Bileam. Lalu Balak membawa Bileam ke puncak gunung Peor. Di gunung itu dilakukan hal yang sama. Di sana didirikan tujuh mezbah dengan tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan, yang masing-masing dipersembahkan di setiap mezbah. Balak tidak mau belajar dari peristiwa sebelumnya dan tidak mau mendengar teguran dari Tuhan.
Demikian juga dengan Bileam, dia mengikuti saja semua yang diinginkan oleh Balak. Semua dilakukannya karena sudah terlanjur sampai di situ. Dia juga merasa tidak enak hati dengan Balak, dan mungkin sudah tidak memikirkan lagi upah yang akan dia dapatkan.
Views: 16