Persembahan Yang Tercatat  (Jelajah PL 490)

Bilangan 7:10-29

Waktu yang digunakan untuk penahbisan Kemah Suci cukup panjang. Satu pemimpin setiap hari harus mempersembahkan persembahannya untuk menahbiskan mezbah itu. Jika dijumlahkan, ada dua belas hari.

Persembahan pertama diberikan oleh Nahason bin Aminadab, dari suku Yehuda. Suku ini membuka jalan, karena menjadi suku yang dituakan. Dari suku Yehuda, akan lahir para pemimpin dan juga Mesias. Pada waktu itu suku Yehuda masih bersaing dengan suku Efraim untuk menjadi suku yang dominan. Tetapi nanti, terutama di zaman Daud, maka suku Yehuda akan memunculkan raja-raja. Mesias pun disebut sebagai anak Daud. Sejak itu, suku Yehuda menjadi suku yang paling dominan. Bahkan orang Israel secara keseluruhan selanjutnya dikenal dengan nama orang Yahudi (Yehuda).

Dalam susunan perkemahan orang Israel, suku Yehuda juga ditempatkan pada urutan pertama. Mereka berkemah di sebelah timur, baru diikuti oleh Izakar dan Zebulon. Urutan suku saat memberi persembahan, sama dengan urutan perkemahan mereka. Persembahan yang diberikan merupakan persembahan yang sangat berharga.

Persembahan kedua di hari kedua diberikan oleh Netaneel bin Zuar, pemimpin suku Isakhar. Urutan memberi persembahan sesuai dengan urutan tempat perkemahan mereka. Persembahan yang diberikan sama dengan yang telah diberikan oleh Nahason. Persembahan ketiga di hari ketiga diberikan oleh Eliab bin Helon dari suku Zebulon. Persembahan ini juga sama dengan persembahan sebelumnya. Jika nanti kita baca seterusnya, ternyata semua suku Israel akan memberikan persembahan yang sama persis.

Setiap persembahan secara terperinci ditulis secara berulang-ulang. Mungkin kita akan bosan ketika membaca ini secara berulang-ulang. Tetapi, setiap suku setiap hari, mereka memang harus mengingat semua persembahan itu. Ketika persembahan itu dicatat secara terperinci, di satu sisi untuk menghargai persembahan itu dan di sisi lain untuk melihat kembali semua persembahan, supaya tidak ada yang terlewatkan.

Tuhan mencatat semua persembahan itu sedemikian rupa karena Ia peduli dengan semua yang dipersembahkan oleh setiap suku Israel, tanpa terkecuali. Tuhan pasti juga mencatat setiap persembahan yang kita berikan secara terperinci. Di dalam Perjanjian Baru, bahkan satu cangkir air pun dicatat oleh Tuhan. Tuhan tidak mencatat “sama seperti di atas”, tetapi Tuhan menghargai setiap persembahan yang diberikan.

Kita patut pengucap syukur karena Tuhan tidak seperti kita yang cepat dan mudah untuk bosan. Tuhan tidak bosan dengan persembahan-persembahan yang diberikan oleh umat-Nya, meskipun persembahan yang diberikan sama. Tuhan mencatatnya secara terperinci. Tidak bisa dibayangkan jika kita memiliki Tuhan yang cepat bosan. Tuhan juga menilai setiap persembahan kita, bukan dari harga persembahan tersebut, tetapi dari kerelaan hati yang ada pada kita ketika memberikan persembahan.

Views: 20

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top