Bilangan 7:30-89
Persembahan keempat pada hari keempat dipersembahkan oleh Elizur bin Syedeur dari bani Ruben. Ruben yang seharusnya menjadi anak pertama, sudah turun urutan karena dosa yang telah diperbuat. Persembahan kelima di hari ke lima dipersembahkan oleh Selumiel bin Zurisyadai dari bani Simeon. Persembahan keenam di hari ke enam dipersembahkan oleh Elyasaf bin Rehuel dari bani Gad. Hari demi hari, setiap suku datang dengan semua persembahannya. Yang berkemah di timur dan di selatan sudah memberi persembahan semua.
Persembahan ketujuh di hari ke tujuh dipersembahkan oleh Elisama bin Amihud dari bani Efraim. Efraim termasuk suku yang terkemuka di Israel, setelah bani Yehuda. Kedua bani ini pernah saling bersaing. Pemimpin-pemimpin awal banyak yang berasal dari suku Efraim, misalnya Yosua bin Nun. Efraim adalah anak Yusuf yang kedua. Karena Yusuf diangkat sebagai yang sulung oleh Yakub, maka ia mendapat warisan dua kali lipat. Karena itu, warisannya tidak langsung diberikan kepada Yusuf, tetapi diberikan kepada masing-masing anaknya.
Persembahan kedelapan di hari ke delapan dipersembahkan oleh Gamaliel bin Pedazur dari bani Manasye. Manasye sebenarnya lebih tua dari Efraim, tetapi belakangan suku ini tenggelam dibandingkan dengan suku Efraim. Persembahan kesembilan di hari ke sembilan dipersembahkan oleh Abidan bin Gideoni dari bani Benyamin. Persembahan kesepuluh pada hari ke sepuluh dipersembahkan oleh Ahiezer bin Amisyadai dari bani Dan.
Persembahan kesebelas di hari ke sebelas dipersembahkan oleh Pagiel bin Okhran dari bani Asyer. Persembahan keduabelas di hari ke duabelas dipersembahkan oleh Ahira bin Enan dari bani Naftali. Naftali menutup daftar persembahan sekaligus menutup acara penahbisan Kemah Suci. Semua persembahan itu dijumlahkan dan sangat berharga.
Dari Bilangan 7 ini, kita melihat bahwa semua persembahan dicatat secara terperinci dan dibawa oleh para pemimpin dua belas suku Israel untuk peresmian Kemah Suci. Setiap pemimpin suku membawa persembahan yang sama secara jumlah maupun kualitas. Persembahan ini ditulis satu per satu tanpa terkecuali, menunjukkan bahwa di mata Tuhan, setiap persembahan dan ketaatan umat-Nya memiliki nilai yang sangat berharga.
Pelayanan kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari pengorbanan atau persembahan. Setiap pemimpin suku memberi contoh dan teladan dalam memberi untuk mendukung pekerjaan Tuhan di Kemah Suci. Persembahan ini menunjukkan iman dan penghormatan mereka kepada Tuhan, yang telah menuntun mereka keluar dari tanah Mesir. Memberi persembahan juga menjadi bagian dari kehidupan rohani yang semakin dewasa.
Di akhir, Musa masuk ke dalam Kemah Suci untuk mendengarkan suara Tuhan dari atas tutut tabut. Peristiwa ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian persembahan. Tuhan hadir dan berfirman di tengah-tengah umat-Nya yang taat dan setia. Ketia umat Israel memberikan yang terbaik bagi Tuhan, maka Tuhan pun menyatakan Diri-Nya.
Views: 33