Bilangan 18:21-32
Mengenai persepuluhan, yang seringkali menjadi pertanyaan adalah pemberlakuan pesepuluhan itu di Perjanjian Baru atau di zaman sekarang. Memang di Perjanjian Baru sudah tidak ada lagi jabatan khusus imam dan ketidakjelasan keberadaan suku Lewi. Tetapi prinsip persepuluhan ternyata tidak terbatas hanya pada imam dan kaum Lewi. Bahkan sebelum ada imam dan kaum Lewi, persepuluhan itu sudah ada sebagai prinsip. Tercatat di dalam Alkitab, orang pertama yang memberikan persepuluhan adalah Abraham, memberikan kepada Melkisedek.
Setelah Abraham, dilanjutkan Yakub yang juga memberikan persepuluhan. Jadi, persepuluhan sebenarnya tidak didasarkan pada hukum Taurat atau kebutuhan suku Lewi atau Harun. Persepuluhan ini sebenarnya ditujukan kepada Tuhan. Ketika bangsa Israel tidak membayar persepuluhan, di Maleakhi dikatakan bahwa mereka telah menipu Tuhan, bukan menipu kalangan tertentu. Proses yang sebenarnya: bangsa Israel memberikan persepuluhan itu kepada Tuhan dan Tuhan memberikannya kepada orang Lewi.
Prinsip persepuluhan adalah mengembalikan sepuluh persen penghasilan kepada Tuhan dan sudah dimulai dari Abraham. Di Perjanjian Baru tidak banyak berbicara mengenai persepuluhan tetapi tidak ada indikasi bahwa persepuluhan ini ditiadakan. Berbeda ketika berbicara mengenai korban, semua itu telah dihilangkan karena sudah digenapi dengan pengorbanan Yesus Kristus. Keimamatan Harun dan Sabat juga sudah ditiadakan di Perjanjian Baru.
Di dalam Matius 23:23 dikatakan, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Yang satu (persepuluhan) itu harus dilakukan (bdg. Lukas 11:42).
Di dalam 1 Korintus 16:1-3, ada prinsip mengenai pemberian, yaitu harus dilakukan secara rutin, sesuai dengan apa yang diperoleh. Tuhan tidak ingin setiap umat memberikan persembahan dengan nilai sama. Meskipun dalam bentuk persentase, tidak diharuskan dalam bentuk sepuluh persen, tetapi tentu boleh lebih dari itu. Biasanya orang yang protes bahwa persepuluhan tidak ada lagi di Perjanjian Baru dan zaman sekarang, karena memang tidak mau memberikan persembahan itu kepada Tuhan.
Orang Israel memberikan sepersepuluh kepada Tuhan, lalu Tuhan memberikan sepersepuluh itu kepada orang Lewi. Setelah itu, Lewi juga memberikan sepersepuluh kepada Tuhan yang diberikan oleh Tuhan kepada Harun dan para imam. Hari ini, persepuluhan itu tidak diberikan kepada Gembala Jemaat, tetapi kepada Tuhan melalui gereja. Gereja mengelola semua persembahan itu untuk operasional gereja serta keperluan pemberitaan Injil.
Seharusnya seorang Gembala Jemaat tidak mengambil semua persembahan (termasuk persepuluhan) di gereja dan mengelolanya secara pribadi, karena akan berpotensi untuk memperkaya diri sendiri. Seharusnya semua itu dikelola dengan transparan, untuk kemuliaan Tuhan.
Views: 24