Pengampunan Dosa Setelah Percaya (Jelajah PL 544)

Bilangan 19:20-22

Mengenai lembu muda, dijelaskan lagi di dalam Ibrani 9:13-14, “Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”

Yesus sebagai penggenapan dari semua korban di dalam Perjanjian Lama, termasuk korban lembu betina merah ini. Sebagaimana di Perjanjian Lama bahwa orang yang sudah terkena mayat dan najis, jika mereka tidak mentahirkan diri dengan air tersebut, maka ia harus dilenyapkan dari tengah-tengah umat Israel. Dosa itu tidak bisa dikompromikan.

Roma 3:23-24 dikatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan di dalam Kristus Yesus.” Jika kita tidak mendapatkan pengampunan dari Yesus Kristus, maka kita akan binasa.

Di sisi lain, air pentahiran ini bukan hanya melambangkan sisi Yesus Kristus, tetapi juga melambangkan hubungan yang terus menerus terhadap karya penyelamatan Yesus Kristus. Sebenarnya untuk pentahiran ini juga bisa menggunakan korban biasa sebagai korban penghapus dosa. Air pentahiran ini digunakan untuk hal-hal yang praktis. Terkena mayat bukanlah dosa yang melanggar hukum Tuhan. Kenajisan ini adalah dosa atau pelanggaran seremonial.

Seringkali orang Israel akan susah terhindar dengan mayat. Kematian sewaktu-waktu bisa terjadi di antara mereka, sehingga mau tidak mau harus bersentuhan dengan mayat itu. Misalnya, dalam perjalanan mereka di padang gurun, mereka bisa saja bersentuhan dengan mayat. Di dalam perjalanan, Kemah Suci mungkin belum terpasang. Ketika bangsa Israel sedang berjalan di padang gurun, Kemah Suci harus dibongkar dan diangkut.

Ketika dalam perjalanan dan ada yang najis karena bersentuhan dengan mayat, tidak serta merta mereka membangun Kemah Suci di tempat itu untuk korban penghapusan dosa. Air pentahiran itu bisa digunakan di saat-saat seperti ini, sehingga lebih praktis digunakan dan diaplikasikan pada orang-orang yang sedang dalam kondisi najis.

Hal ini juga menjadi gambaran indah. Di dalam Perjanjian Baru, ketika seseorang sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus, lalu jatuh ke dalam dosa, ia tidak perlu percaya kepada Yesus lagi karena pada dasarnya ia sudah percaya. Yesus telah menanggung dosa kita seluruhnya. Ketika kita jatuh dosa kembali, maka yang kita perlukan adalah mengakui dosa itu.

Di dalam 1 Yohanes 1:9 dikatakan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Pengakuan dosa ini dalam posisi sebagai anak yang mengakui kesalahannya kepada Bapa.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top