Bilangan 14:2-4
Ketika kita membaca kisah kedua belas pengintai ini, kita mungkin berkata bahwa kita bisa lebih baik dari mereka. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Saat ini, banyak juga orang yang berperilaku seperti para pengintai itu. Ada juga orang yang mengaku Kristen, tetapi pilih-pilih untuk percaya janji Tuhan. Janji Tuhan tertentu diaminkan, sedangkan janji Tuhan yang lain diragukan. Sama seperti keduabelas pengintai, tentang tanah yang baik mereka sepakat bahwa memang tanah itu baik. Tetapi tentang orang yang ada di tanah Kanaan, hanya dua pengintai yang percaya kepada janji Tuhan.
Bangsa Israel secara umum tidak percaya kepada janji Tuhan. Mereka menolak Tuhan dan menangis. Seharusnya mereka bergembira dan bersukacita, tetapi mereka memilih meratap. Bahkan, kata-kata yang mereka ucapkan berisi sungut-sungut dan hujatan. Mereka bersungut-sungut kepada Musa dan Harun. Biasanya, orang yang tidak percaya kepada janji Tuhan, seringkali akan menyerang pemimpin yang Tuhan pilih. Tuhan tidak kelihatan, jadi yang mereka serang pertama kali adalah pemimpin rohani mereka.
Bahkan mereka dengan berani berkata, “Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!” Mereka justru lebih memilih mati daripada berjuang untuk masuk ke tanah Kanaan. Tidak ada yang bisa mereka dapatkan dari kematian. Semua ini adalah bentuk dari ketidakpercayaan mereka kepada janji Tuhan. Padahal secara akal pikiran manusia secara umum, seandainya tidak ada perintah dari Tuhan untuk masuk ke tanah itu, orang akan tetap memilih berjuang untuk masuk ke tanah itu.
Dapat disimpulkan bahwa kata-kata yang mereka sampaikan merupakan hujatan kepada Tuhan. Terbukti nanti bahwa kematian yang mereka inginkan itu dikabulkan oleh Tuhan. Kita perlu berhati-hati saat berbicara kepada Tuhan. Tuhan bisa saja menyerahkan kita kepada keinginan hati kita, yang akan berbuahkan kepahitan. Tuhan yang sudah membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan berjanji akan menyertai, sekarang disalahkan oleh mereka. Bahkan mereka menggunakan istri dan anak-anak sebagai alasan sungut-sungut mereka.
Biasanya, orang yang tidak mau percaya kepada Tuhan, ada saja alasannya. Hari-hari ini pun demikian, selalu banyak alasan ketika Tuhan memanggil orang percaya untuk melayani-Nya. Jika Tuhan yang memanggil kita, maka Tuhan pun akan menyediakan. Bagi bangsa Israel, anak yang menjadi alasan itu yang akan diberkati oleh Tuhan. Sedangkan mereka yang bersungut-sungut dan banyak alasan, akan mendapatkan hukuman dari Tuhan.
Puncak pemberontakan mereka tercatat di ayat 4, “Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir.” Mereka berpikir lebih baik menjadi budak. Mereka sedang mengingkari keselamatan yang sudah diberikan oleh Tuhan. Ini juga menjadi peringatan keras bagi kita. Pembebasan Israel dari Mesir merupakan gambaran dari penyelamatan yang terjadi pada kita hari ini. Perbudakan di Mesir merupakan gambaran dari perbudakan dosa.
Views: 5