Bilangan 3:1-4
Lewi dipilih menjadi suku yang spesial dan Harun yang merupakan bagian dari suku Lewi, mendapatkan posisi sebagai imam. Pada saat ini, tidak ada lagi jabatan imam, terutama dalam kehidupan bergereja. Di dalam Perjanjian Baru dan di zaman gereja pada saat ini, posisi imam ada pada semua orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus. Pernyataan ini tercatat di dalam 1 Petrus 2:9, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,…”
Surat Petrus sedang berbicara kepada orang-orang percaya, yaitu orang-orang Kristen sejak zaman Perjanjian Baru sampai zaman gereja pada saat ini. Orang-orang yang sungguh-sungguh lahir baru mendapatkan tugas sebagai imamat yang rajani. Sebagai imam, kita memiliki tugas untuk menjadi penghubung antara manusia yang belum percaya kepada Yesus Kristus dengan Tuhan. Orang yang sudah dilahirkan kembali, akan langsung memiliki hubungan kepada Tuhan.
Sebagai imam, tugas kita adalah memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan. Kita menjadi perantara antara Tuhan dengan orang-orang belum percaya. Sedangkan yang berposisi sebagai Imam Besar adalah Yesus Kristus. Pernyataan ini dicatat di dalam Ibrani 5:10, “… dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.”
Di dalam gereja, tidak ada imam yang menjadi perantara antara orang percaya dengan Tuhan. Semua orang percaya sudah menjadi imam atas diri sendiri dan atas orang lain yang belum percaya kepada Tuhan. Seorang gembala jemaat tidak berfungsi sebagai imam, tetapi sebagai gembala dan pengajar di dalam jemaat. Gembala jemaat tidak berfungsi menjadi perantara antara Tuhan dengan orang percaya, karena semua orang percaya bisa berhubungan langsung dengan Bapa melalui Yesus Kristus. Sebagai orang percaya, kita tidak boleh meneruskan praktik keimamatan yang terjadi di Perjanjian Lama.
Di dalam Perjanjian Lama, pertama-tama ada lima imam. Harun menjadi imam besar dan anak-anaknya menjadi imam, yaitu: Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar. Nadab dan Abihu sudah mati karena mendapatkan hukuman dari Tuhan. Peristiwa penghukuman itu tercatat di dalam Imamat 10, ketika Nadab dan Abihu mempersembahkan korban yang belum waktunya dilakukan. Selain itu, mereka juga tidak mendapatkan jabatan sebagai imam besar dan tidak memiliki hak untuk menyampaikan persembahan tersebut. Mereka juga telah mempersembahkan dengan api asing.
Imam pada waktu itu mendapatkan kesempatan istimewa dari Tuhan. Tetapi mereka juga tidak bisa sembarangan melakukan praktik-praktik keimamatan itu, apalagi jika tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Hal ini juga menjadi peringatan bagi kita. Terkadang kita mendapatkan keistimewaan atau kehormatan dari Tuhan, misalnya kita pada saat ini menjadi hamba atau pelayan Tuhan. Kita harus mengerti tugas dan porsi kita. Jangan sampai kita melayani Tuhan tetapi sekaligus melanggar firman Tuhan.
Views: 25