Nazar Orang Nazir (Jelajah PL 486)

Bilangan 6:1-4

Selanjutnya dicatat peraturan mengenai nazar khusus. Nazar khusus ini seperti sumpah atau janji yang dibuat oleh seseorang. Dalam hal ini, Tuhan tidak mengharuskan orang bernazar atau berjanji. Nazar biasanya dilakukan secara sukarela. Tuhan tidak pernah memaksa orang mengambil nazar atau janji ini. Meskipun demikian, nazar menjadi hal yang spesial, sehingga disebut sebagai nazar orang nazir. Kata “nazir” artinya seseorang yang khusus atau terpisahkan. Beberapa kali kata ini justru dipakai dalam konteks bukan janji.

Misalnya, di dalam Kejadian 49:26 dikatakan, “Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepadal Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.” Kata “orang yang teristimewa” dalam bahasa aslinya adalah nazir. Tuhan tidak mengharuskan orang Israel menjadi nazir. Mereka bisa dengan sukarela untuk menjadi nazir.

Nazar dari orang nazir merupakan janji yang serius di hadapan Tuhan. Orang yang menyatakan janji ini sedang menginginkan kedekatan yang lebih dengan Tuhan. Ia ingin memiliki kedekatan atau persekutuan yang khusus dengan Tuhan. Orang tersebut rindu untuk lebih mengasihi Tuhan. Di dalam Alkitab, ada beberapa contoh nazir. Misalnya, Simson yang menjadi nazir seumur hidup. Yohanes Pembaptis juga seperti seorang nazir seumur hidup, meskipun tidak dicatat secara khusus. Yesus Kristus bukan seorang nazir. Tanpa berjanji sekalipun, Yesus Kristus sudah istimewa, memiliki persekutuan yang kuat dengan Bapa. Yesus orang Nazaret tidak berarti Yesus orang nazir.

Orang percaya seharusnya mengkhususkan diri bagi Tuhan. Kita seharusnya menginginkan persekutuan yang dekat dengan Tuhan. Ada prinsip-prinsip yang diberikan kepada orang nazir oleh Tuhan, bisa kita terapkan dalam hidup kita. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan bagi orang nazir. Pertama, ia tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi semua hal yang berasal dari buah anggur.

Anggur di dalam Perjanjian Lama melambangkan sukacita. Anggur identik dengan pesta duniawi. Pada waktu ada pernikahan di Kana, minuman yang disediakan juga berasal dari anggur. Pada saat Tuhan Yesus membuat mujizat air menjadi anggur, pasti anggurnya tidak memabukkan. Pasti Tuhan Yesus tidak akan membuat anggur yang membuat orang mabuk. Tuhan yang memberi peringatan supaya tidak mabuk oleh anggur, tidak mungkin menyediakan anggur yang memabukkan.

Nazir dilarang untuk mengkonsumsi anggur, supaya orang nazir menemukan sukacitanya di dalam Tuhan. Ia tidak boleh mencari sukacita secara duniawi. Sama halnya ketika kita datang ke gereja, seharusnya mencari sukacita rohani di dalam Tuhan, bukan sukacita duniawi. Ada banyak orang yang datang ke gereja dengan tujuan untuk mendapatkan sukacita duniawi atau fisik. Seharusnya hal seperti ini tidak terjadi pada kita.

Sebagai orang percaya, kita dituntut untuk memiliki standar hidup kerohanian yang lebih tinggi daripada orang-orang di zaman Perjanjian Lama. Orang Israel tidak memiliki terang sebanyak kita saat ini, karena mereka tidak mengakui Perjanjian Baru. Kita telah memiliki kebenaran yang lebih lengkap, sehingga kualitas hidup kerohanian kita semakin baik dan mantap.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top