Mujizat Tidak Membuat Orang Beriman (Jelajah PL 555)

Bilangan 22:1

Sampai di pasal ini, bangsa Israel sudah terhitung empat puluh tahun setelah keluar dari tanah Mesir. Ketika mereka keluar dari tanah Mesir, mereka sangat bersukacita karena bisa merasakan penyertaan Tuhan secara langsung sekaligus menyaksikan berbagai macam mujizat dari Tuhan. Tidak ada orang yang pernah menyaksikan mujizat-mujizat yang dahsyat itu, selain bangsa Israel di zaman Musa. Di Mesir saja mereka sudah bisa menyaksikan kebesaran Tuhan melalui tulah yang menimpa bangsa Mesir. Belum lagi tanda-tanda lain yang ditunjukkan secara langsung oleh Musa.

Meskipun mereka melihat berbagai macam mujizat yang dahsyat, ternyata sebagian besar dari bangsa Israel tetap tidak mau percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika Musa meninggalkan mereka sebentar saja, mereka sudah berpaling dari Tuhan dan menyembah patung lembu emas. Mereka menghujat Tuhan dengan menyatakan bahwa lembu emas itu adalah Yehova mereka. Selain itu mereka terus bersungut-sungut dan tidak mau mengucap syukur kepada Tuhan.

Tujuan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir adalah masuk ke tanah Kanaan. Mereka telah berseru-seru kepada Tuhan pada saat di Mesir, supaya segera diselamatkan oleh Tuhan dari perbudakan itu. Mereka juga menuntut janji Tuhan kepada Abraham, yang akan memberikan tanah berlimpah dengan susu dan madu. Tetapi ketika Tuhan mau membawa mereka masuk ke tanah Kanaan, di Bilangan 13-14, justru mereka tidak mau. Mereka ketakutan karena terpengaruh dengan laporan negatif dari sepuluh pengintai. Mereka memilih untuk kembali ke Mesir, ke tempat perbudakan, daripada masuk ke tanah Kanaan bersama dengan Tuhan.

Mereka tidak peduli dengan laporan positif dari dua pengintai lain, yaitu Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune. Mereka hanya peduli dengan ketidakpercayaan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak beriman. Mujizat ternyata tidak serta merta menimbulkan iman pada seseorang. Jika mujizat itu bisa menimbulkan iman, semestinya orang Israel pada zaman Musa itu merupakan orang yang paling beriman. Tetapi ternyata mereka tidak beriman sama sekali.

Peristiwa ini seharusnya menyadarkan kita supaya waspada, karena hari-hari ini sudah banyak orang yang mengejar serta mengagungkan mujizat. Di dalam Roma 10:17 berkata, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Para rasul diberi karunia mujizat bukan bertujuan untuk membuat orang beriman. Di Listra, Paulus pernah menyembuhkan orang lumput, tetapi tidak membuat orang di sana beriman. Justru mereka mau menyembah Paulus dan Paulus menolak. Ketika Paulus menolak, mereka ingin melempari Paulus dengan batu.

Karunia mujizat diberikan kepada para rasul untuk mengukuhkan mereka sebagai penulis Alkitab, sebagai otoritas atau bukti kerasulan (utusan langsung Yesus Kristus), bukan untuk membuat orang yang tidak percaya menjadi percaya. Memang ada efek dari mujizat, sehingga ada orang-orang yang diselamatkan. Tetapi bukan itu tujuan dari mujizat. Supaya orang diselamatkan, perlu ada pemberitaan firman Tuhan.

Karena orang Israel menolak masuk ke tanah Kanaan, maka Tuhan menghukum mereka selama empat puluh tahun di padang gurun. Masuk ke pasal ini, sudah masuk pada akhir perjalanan bangsa Israel di padang gurun.

Views: 25

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top