Mengalahkan Orang Amori (Jelajah PL 554)

Bilangan 21:24-35

Di dalam hati orang Amori, mereka memang sudah mempunyai tujuan untuk berperang dan menghancurkan bangsa Israel. Tuhan sedang membiarkan orang itu terhadap kejahatan mereka sendiri. Membiarkan orang pada dosanya sendiri merupakan hukuman yang sangat berat. Peristiwa seperti ini juga dicatat di dalam Roma 1:24;26, “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuan yang wajar dengan yang tak wajar.”

Tuhan sengaja membiarkan bangsa Israel berperang melawan orang Amori. Sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan dan menghadapi peperangan-peperangan hebat yang lain, Tuhan memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih melalui peperangan-peperangan kecil. Seharusnya semua ini membuat mereka sadar, bahwa dari awal Tuhan memang sudah menyertai mereka dan akan memberikan kemenangan demi kemenangan bagi bangsa Israel.

Untuk daerah Amori ini, tidak semua isi wilayah itu dimusnahkan. Bangsa Israel justru menduduki wilayah itu. Belakangan, wilayah ini akan menjadi milik suku Ruben, suku Gad dan Manasye. Mereka mengalahkan orang Amori dan menduduki negeri itu dari sungai Arnon sampai sungai Yabok. Sungai Arnon merupakan batas dari wilayah Amori dengan Moab. Sungai Yabok di sebelah utara merupakan perbatasan antara Amori dengan Amon. Bangsa Israel hanya berada di Amori, tidak di Moab dan tidak di Amon.

Sebenarnya daerah Hesybon, dulunya merupakan wilayah Moab. Hanya saja raja Sihon ini cukup kuat, sehingga bisa mengalahkan orang Moab sampai ke sungai Arnon, sehingga bisa merebut daerah Hesybon dan sekitarnya. Sejarah ini dinyanyikan dengan maksud supaya bangsa Israel sadar bahwa Sihon yang sangat kuat itu bisa dikalahkan oleh orang Israel. Hal ini seharusnya memberikan semangat kepada bangsa Israel, sehingga mereka semakin yakin terhadap penyertaan Tuhan.

Peristiwa ini diingat kembali di Hakim-hakim 11:12-13, “Kemudian Yefta mengirim utusan kepada raja bani Amon dengan pesan: Apakah urusanmu dengan aku, sehingga engkau mendatangi aku untuk memerangi negeriku? Jawab raja bani Amon kepada utusan Yefta: Orang Israel, ketika berjalan keluar dari Mesir, telah merampas tanahku, dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok dan sampai ke sungai Yordan. Maka sekarang, kembalikanlah semuanya itu dengan jalan damai.”

Sesuai dengan fakta dan juga pernyataan Yefta di Hakim-hakim 11:15, sebenarnya orang Israel tidak merampas tanah orang Moab dan tanah bani Amon. Pada waktu itu, baik Moab maupun Edom menolak untuk memberikan jalan bagi bangsa Israel. Yang diduduki oleh orang Israel adalah Amori, bukan Amon. Dari fakta ini, kita bisa melihat bahwa akan ada orang yang selalu ingin mengubah sejarah. Tetapi sejarah yang sudah ditulis oleh Tuhan, tidak akan bisa hilang.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top