Bilangan 8:8-26
Setelah orang Lewi diperciki air penghapus dosa, mencukur seluruh tubuhnya dan mencuci pakaiannya, selanjutnya mereka harus mempersembahkan korban sajian dan korban penghapus dosa. Persembahan korban ini menggambarkan tentang karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib.
Orang Lewi diangkat untuk menjadi para pelayan Tuhan, sebagai persembahan unjukan. Seseorang bisa mempersembahkan dirinya sendiri bagi Tuhan. Orang Lewi telah mempersembahkan diri mereka sendiri. Tuhan juga menuntut seperti itu, sesuai dengan yang dicatat di dalam Roma 12:1, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Persembahan tubuh itulah yang diinginkan oleh Tuhan dari kita. Tuhan tidak menginginkan harta atau uang kita. Tuhan juga tidak menginginkan jabatan kita. Tuhan menginginkan kita seutuhnya. Ketika seseorang memberikan dirinya untuk melayani Tuhan, sebenarnya kita tidak perlu menyuruh orang tersebut untuk memberi persembahan dalam bentuk lain. Jika dirinya adalah bagi Tuhan, maka hidupnya juga sudah menjadi milik Tuhan. Semua yang ada padanya juga menjadi milik Tuhan.
Selain harta, semua yang ada pada orang yang sudah menyerahkan dirinya untuk melayani Tuhan, menjadi milik Tuhan, seperti: waktu, kepandaian, keterampilan, dll. Orang yang tidak mempersembahkan diri bagi Tuhan, mereka bisa memberi persembahan dalam bentuk lain, seperti persembahan harta mereka. Tetapi belum tentu orang itu mau hidup bagi Tuhan. Terlalu banyak orang yang seperti itu, merasa telah memberikan persembahan bagi Tuhan, tetapi hanya sebatas harta atau waktunya saja, bukan hidup seutuhnya.
Orang Israel melakukan tepat seperti yang diperintahkan oleh Tuhan kepada mereka. Orang Lewi masuk ke dalam pelayanan mereka. Dalam hal ini, semua orang Israel terlibat. Di ayat 10 dikatakan bahwa orang Israel harus meletakkan tangannya atas orang Lewi itu. Proses peletakan tangan ini berlanjut sampai Perjanjian Baru. Peletakan atau penumpangan tangan di dalam Alkitab bukan untuk mengalirkan berkat. Peletakan tangan adalah bentuk persetujuan atau dukungan.
Orang Israel meletakkan tangan atas orang Lewi, untuk mengukuhkan mereka dalam jabatannya sebagai pelayan Tuhan di Bait Suci. Orang Israel setuju dan mendukung orang Lewi itu di dalam pelayanan. Dukungan peletakan tangan ini juga ada di 2 Timotius 1:6, “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.” Paulus mendukung dan menyetujui Timotius sebagai seorang pelayan Tuhan.
Tuhan juga mengatur masa bakti orang Lewi, dari usia dua puluh lima tahun sampai lima puluh tahun. Di tahun-tahun itulah, orang Lewi melayani Tuhan. Selebihnya, mereka bisa memiliki pekerjaan lain, misalnya mereka bertugas juga untuk mengajar orang Israel. Usia dua puluh lima sampai lima puluh tahun, mereka memiliki pekerjaan berat di Kemah Suci. Mereka dipersiapkan atau dilatih mulai usia dua puluh lima tahun dan mulai tugas sepenuhnya di usia tiga puluh tahun.
Views: 23