Bilangan 5:1-4
Sebelum bangsa Israel maju bergerak menuju tanah Kanaan, maka mereka harus memastikan bahwa mereka bersih secara seremonial. Perjanjian Lama menggunakan kebersihan seremonial (fisik) untuk menggambarkan kesucian hati. Perjanjian Lama menggunakan ibadah simbolik sebagai alat peraga, supaya kita bisa melihat pengajaran ini melalui gambaran. Banyak hal-hal seremonial (fisik) di dalam Perjanjian Lama yang menggambarkan hal-hal rohani.
Misalnya, semua binatang diciptakan oleh Tuhan. Tetapi Tuhan memberi pembedaan antara binatang haram dengan binatang halal, sebagai gambaran kesucian dan ketidaksucian hati atau rohani. Ada yang najis dan tidak najis, itupun menjadi gambaran terhadap kenajisan atau ketidaknajisan hati. Tuhan ingin menyatakan bahwa mengenai makanan saja, ada yang dikehendaki Tuhan dan ada yang tidak dikehendaki Tuhan. Semua ini menjadi alat peraga di Perjanjian Lama.
Ketika masuk dalam Perjanjian Baru, ketika Sang Hakikat tiba, maka kita tidak perlu menggunakan alat peraga lagi. Pada saat ini, kita langsung berhubungan dengan Sang Hakikat dan menyembah Tuhan secara hakikat, di dalam roh dan kebenaran. Secara rohani, kita perlu memperhatikan segala sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh Tuhan, mengharamkan semuanya itu. Kita tetap pada kehidupan yang sesuai dengan hati nurani dan firman Tuhan.
Di dalam Perjanjian Lama, dosa juga digambarkan dalam bentuk penyakit kusta. Ada tiga jenis orang yang diperintahkan untuk keluar meninggalkan perkemahan, yaitu: orang yang sakit kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan dan semua orang yang najis oleh mayat. Penyakit kusta sudah dibahas di dalam kitab Imamat 13 dan 14. Kusta menggambarkan dosa yang mengakibatkan kehancuran pada manusia itu. Orang yang memiliki penyakit kusta, hidupnya akan rusak dan kacau balau. Orang tersebut tidak bisa diterima oleh masyarakat, untuk bersosialisasi.
Kusta juga menjadi gambaran dosa yang mudah sekali menular. Misalnya, tidak lama setelah Hawa memakan buah yang dilarang, setelah itu langsung Adam juga memakannya. Dosa menular dengan cepat di antara manusia. Kusta juga menggambarkan betapa buruknya dosa itu.
Selanjutnya, yang menggambarkan dosa adalah orang yang mengeluarkan lelehan dari alat kelamin. Lelehan ini menggambarkan dosa seksual. Dosa ini sangat memalukan dan menular melalui hubungan seksual. Ada juga dosa yang digambarkan dengan orang yang najis karena mayat. Kenajisan ini menggambarkan kematian. Tidak ada yang menggambarkan dosa yang paling mengerikan selain kematian. Kematian itu sendiri adalah buah dari dosa.
Setiap kali ada peristiwa kematian, seharusnya kita teringat pada dosa. Kematian adalah lambang dari dosa. Di dalam kitab Imamat 21, Tuhan memberi instruksi bahwa imam (orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Tuhan), tidak diperbolehkan menyentuh mayat. Semua imam tidak diperbolehkan untuk mengurus mayat, kecuali kerabat dekatnya. Imam besar tidak diperbolehkan menyentuh mayat, termasuk mayat orang tuanya sendiri.
Views: 34