Kemarahan Musa (Jelajah PL 530)

Bilangan 16:12-15

Korah dengan dua ratus lima puluh orang, mau datang menghadap untuk menyelesaikan persoalan itu di hadapan Tuhan. Tetapi Datan dan Abiram tidak mau datang. Mereka tidak mau datang, supaya tidak dianggap mengikuti perkataan Musa. Mereka telah melakukan pembangkangan dan pemberontakan yang tidak bisa dinegosiasikan. Dalam hal ini, Musa tidak mau terlibat. Musa menyerahkan semua urusan ini kepada Tuhan. Sampai akhir dari pasal ini, Musa tidak melakukan apa-apa terhadap Datan dan Abiram. Sebagai pemimpin politik, sebenarnya Musa memiliki kewenangan untuk menghukum para pemberontak ini.

Musa membiarkan Tuhan untuk membelanya. Musa menyerahkan kepada Tuhan, supaya Tuhan sendiri yang menindak serta menghukum orang-orang yang sudah melakukan pemberontakan itu. Datan dan Abiram memberi tuduhan palsu kepada Musa. Memang, setiap pemberontakan pasti memberikan alasan untuk menyalahkan pemimpin. Terkadang mereka juga mengubah sejarah yang sudah ditulis atau disampaikan sebelumnya.

Tuduhan yang mereka sampaikan tercatat di ayat 13, “Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin kami keluar dari suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya untuk membiarkan kami mati di padang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas kami?” Mereka membelokkan sejarah dan menganggap bahwa Mesir adalah negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Padahal mereka sebenarnya adalah budak dan mereka berteriak-teriak kepada Tuhan supaya dibebaskan dari perbudakan itu.

Ketika seseorang telah mengeraskan hatinya dan bebal, sejarah yang sudah benar pun diubah demi kepentingan pribadinya. Mereka juga menuduh Musa membiarkan mereka mati di padang gurun. Sebenarnya bukan Musa yang menginginkan mereka mati di padang gurun, tetapi Tuhan. Mereka akan dihukum mati di padang gurun, karena tidak mau mengikuti dan menaati Musa. Sekarang justru mereka menyalahkan Musa, menganggap bahwa Musa yang membiarkan mereka mati di padang gurun.

Sebelumnya Musa sudah mengajak mereka masuk ke tanah Kanaan, tetapi mereka tidak mau. Alasan dan tuduhan mereka dicatat juga di ayat 14, “Sungguh, engkau tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka. Masakan engkau dapat mengelabuhi mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang.” Seandainya mereka mengikuti Musa, Yosua dan Kaleb, seharusnya bangsa Israel sudah berada di tanah Kanaan.

Musa yang paling lemah lembut hatinya, akhirnya marah. Dalam hal ini kita juga tidak bisa serta merta mengkritik atau mengajari Musa. Jika kita berada di posisi Musa, mungkin kita sudah tidak sabar sejak dari awalnya. Dalam kemarahannya, Musa berkata kepada Tuhan supaya Tuhan tidak lagi memperhatikan persembahan mereka. Musa sebenarnya memiliki kesempatan menggunakan kekuasaannya untuk mewujudkan kepentingan pribadinya. Tetapi Musa tidak pernah melakukan itu.

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top