Bilangan 22:23-41
Selanjutnya, dikisahkan tentang peristiwa yang luar biasa. Ternyata keledai lebih peka daripada Bileam. Keledai Bileam itu bisa melihat Malaikat Tuhan yang sedang berdiri di jalan sambil membawa pedang terhunus di tangan-Nya. Ketika kita terobsesi sesuatu di luar kehendak Tuhan, menyebabkan hati kita tidak bisa peka lagi terhadap Tuhan. Orang-orang yang sengaja melanggar firman Tuhan akan buta mata rohaninya.
Tiga kali keledai ini berusaha untuk memperingatkan Bileam. Pertama, keledai itu menyimpang dari jalan dan masuk ke ladang. Seharusnya peristiwa ini bisa menyadarkan Bileam. Kedua, di jalan yang sempit, keledai itu menekan dirinya pada tembok, sehingga kaki Bileam terhimpit ke tembok. Bileam tetap tidak sadar dan memukul keledai itu. Bileam tidak peduli dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Tuhan itu. Ketiga, keledai itu ditiarapkan oleh Malaikat Tuhan sedangkan Bileam masih berada di atas keledai itu.
Dengan semua perilaku keledai itu, Bileam tetap pada tujuannya semula, yaitu harta yang dijanjikan oleh raja Balak. Karena itulah maka Bileam marah kepada keledai itu dan memukul keledai itu dengan tongkat. Karena peristiwa itu, maka Tuhan membuka mulut keledai itu. Keledai itu berbicara seperti layaknya manusia. Ada orang-orang yang menganggap bahwa peristiwa ini mitos. Tetapi ini adalah mujizat Tuhan yang dinyatakan melalui keledai.
Meskipun demikian, ternyata Bileam sudah kehilangan kepekaan rohaninya. Ada keledai yang berbicara kepadanya selayaknya manusia, justru dijawab oleh Bileam. Bileam bukannya kaget melihat peristiwa yang luar biasa itu, justru ia mengajak keledai itu bertengkar dan berdebat. Dalam perdebatan itu, akhirnya Tuhan membuka mata Bileam. Bileam melihat Malaikat Tuhan dengan pedang terhunus di tangan-Nya sedang berdiri di jalan. Melihat itu, Bileam berlutut dan sujud.
Malaikat TUHAN yang menemui Bileam ini mengacu pada Yesus Kristus, sebelum Dia datang sebagai manusia. Biasanya disebut juga dengan istilah Kristofani atau penampakan Yesus Kristus, disebut juga Theofani atau penampakan Tuhan sebelum Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia sebagai manusia. Malaikat Tuhan ini berbicara kepada Bileam dengan otoritas-Nya sebagai Tuhan.
Malaikat Tuhan itu berkata kepada Bileam: “Ketika keledai ini melihat Aku, telah tiga kali ia menyimpang dari hadapan-Ku; jika ia tidak menyimpang dari hadapan-Ku, tentulah engkau yang Kubunuh pada waktu itu juga dan dia Kubiarkan hidup.” Di dalam 2 Petrus 2:15-16 dikatakan, “Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.”
Di ayat 34 Bileam berkata, “Aku telah berdosa.” Tetapi pernyataan ini bukanlah pernyataan pertobatan. Pernyataan ini disampaikan karena dia takut dengan hukuman Tuhan. Tuhan tetap mengizinkan Bileam untuk pergi kepada Balak, karena Tuhan akan memakai Bileam untuk memberkati bangsa Israel.
Views: 23